Ini Gejala Difteri dan Cara Pencegahannya, Pesan Berantai WA Semarang Zona Merah Itu Hoaks
Difteri adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae. Anda musti mengetahui tentang penyakit ini.
TRIBUNJAMBI.COM - Beredar pesan melalui aplikasi Whatsapp (WA) bahwa Kelurahan Genuksari di Kota Semarang masuk Zona Merah penyebaran penyakit difteri, Jumat (20/72018).
Pesan itu juga memberikan peringatan kepada masyarakat untuk tidak melewati jalan Dong Biru, Genuksari. Pesan itu mencantumkan Fakultas Kedokteran Unissula sebagai pemberi informasi.
Dilansir tribunjambi.com dari tribunjateng.com, Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, menegaskan bahwa informasi yang viral melalui WA tersebut tidak benar.
"Itu hoaks! Memang ada kasus difteri di sana, tapi itu sudah ditangani oleh sedulur-sedulur Dinas Kesehatan Kota Semarang. Sehingga tidak ada yang namanya zona merah, apalagi sampai tidak boleh lewat di daerah itu," jelas Wali Kota Semarang yang biasa disapa Hendi tersebut.
Dia juga menceritakan bahwa kasus difteri yang terjadi Genuksari sejak Juni-Juli 2018 diderita oleh tujuh anak. Dari tujuh anak tersebut, lima dinyatakan masih dirawat sedangkan dua meninggal dunia.
"Jadi tujuh anak tersebut saat bayi dulu tidak diimunisasi karena orang tuanya menolak, sikap itu sungguh kami sesalkan," ungkap Hendi.
"Selama tidak menolak diimunisasi tidak perlu khawatir, karena pencegahan utama difteri adalah imunisasi, dan ketersediaan vaksin untuk difteri di Kota Semarang sangat cukup," tegasnya.
Baca: Petinggi TNI Terkejut Lihat Aksi Benny Moerdani yang Banting Baret Merah Koppassus, ini Alasannya
Baca: 8 Fakta Temuan Jasad Bayi Malang di Merangin, Sempat Dikira Boneka, Tapi Kondisinya
Baca: Saifudin dan Annisa Mengaku Tidak Tahu-menahu Ada Pembagian Uang
Hendi juga menuturkan adapun upaya yang telah dilakukannya untuk menangangi kasus difteri di Genuksari salah satunya dengan melakukan ORI (Outbreak Response Immunization) kepada semua anak di Kelurahan Genuksari.
"Selain itu Dinas Kesehatan Kota Semarang juga telah memberikan profilaksis kepada kontak penderita, serta memberikan erytromicin ke kontak penderita dan pengambilan swab tenggorok ke kontak penderita," ujarnya.
Humas Fakultas Kedokteran Unissula, Purwito Soegeng Prasetijono, mengatakanFakultas Kedokteran Unissula menyatakan tidak pernah merilis imbauan kepada masyarakat terkait pentingnya menggunakan masker saat melewati Jalan Dong Biru.
Selain itu ditekankan juga tidak pernah merilis terkait zonasi penyebaran penyakit difteri di Semarang.
Apa itu difteri?
Difteri adalah infeksi yang disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphtheriae.
Wikipedia menuliskan, di masa lalu, difteri merupakan penyakit yang mengerikan yang mengakibatkan kematian ribuan orang. Saat itu, penyakit difteri masih mewabah di daerah-daerah dunia yang belum berkembang.
Saat itu, orang yang selamat dari penyakit ini menderita kelumpuhan otot-otot tertentu dan kerusakan permanen pada jantung dan ginjal.
Anak-anak yang berumur satu sampai sepuluh tahun sangat peka terhadap penyakit ini.
Nah, maka dari itu, Anda musti mengetahui tentang penyakit ini.
Penyebaran
Kuman difteri tersebar saat menghirup cairan dari mulut atau hidung orang yang terinfeksi, dari jari-jari atau handuk yang terkontaminasi, dan dari susu yang terkontaminasi penderita.
Baca: VIDEO: Harga Ayam dan Telur di Merangin Meroket
Gejala
Gejala yang muncul, yaitu sakit tenggorokan, demam, sulit bernapas dan menelan, mengeluarkan lendir dari mulut dan hidung dan sangat lemah. Kelenjar getah bening di leher membesar dan terasa sakit. Lapisan(membran) tebal terbentuk menutupi belakang kerongkongan atau jika dibuangkan menutup saluran pernapasan dan menyebabkan kekurangan oksigen dalam darah.
Perawatan pencegahan
Apabila sudah mengetahui gejala itu, sebaiknya Anda waspada dan mulai melakukan perawatan.
Anda bisa menggunakan antitoksin difteri, yang melemahkan toksin dan antibiotik. Eritromisin dan penisilin membantu menghilangkan kuman dan menghentikan pengeluaran toksin. Membuat lubang pada pipa saluran pernapasan atas(tracheotomy) mungkin perlu untuk menyelamatkan nyawa.
Umumnya difteri dapat dicegah melalui vaksinasi. Bayi, kanak-kanak, remaja, dan orang dewasa yang tidak mempunyai cukup pelalian memerlukan suntikan booster setiap 10 tahun.
Demikian pengetahuan tentang difteri. Semoga bermanfaat untuk Anda.
Baca: Link Live Streaming PS Tira Vs Borneo FC, Kick Off Pukul 18.30 WIB
Baca: Dugaan Bagi-bagi Uang di Rumah Endang, Begini Kronologinya