Mengenal Luka Modric, Begini Kisah Sepak Terjangnya Sehingga Menjadi Pemain Terbaik Piala Dunia
Memetik pelajaran berharga dari kapten dan pemain paling krusial di Kroasia, Luka Modrić.
"Modrić telah memecahkan lebih banyak kaca di jendela hotel daripada apa yang telah diledakkan oleh bom."
"Dia bermain sepak bola non-stop di sekitar aula hotel."
Sebelum karirnya di lapangan hijau sukses besar seperti saat ini, Modrić juga menemui banyak kendala.
Tim sepak bola Kroasia HNK Hajduk Split memilih untuk tidak mengontrak Modrić karena dinilai terlalu muda dan tidak memiliki otot yang kuat sebagai seorang profesional.
Tapi kini Hajduk Split boleh jadi menjadi pihak yang paling menyesal dengan keputusannya.
Setelah memulai karier dan menandatangani kontrak dengan sang pesaing, Dinamo Zagreb, Modrić menjadi juara Liga Kroasia tiga kali, dua kali juara Piala Kroasia dan satu kali memenangi Piala Super Kroasia.
Modrić kemudian pindah ke Tottenham Hotspur di mana ia menjadi andalan dan kunci kebangkitan klub London Utara, dengan menorehkan 159 penampilan.
Mantan manajer Spurs, Harry Redknapp menggambarkannya sebagai:
"Neraka bagi musuh dan mimpi seorang manajer. Dia berlatih kesetanan dan tidak pernah mengeluh."
"Ia akan bekerja dengan dan tanpa bola di lapangan dan bisa mengalahkan pemain belakang dengan tipuan atau dengan umpan."
"Dia bisa masuk ke tim mana pun di empat besar."
Pada tahun 2012 Modrić menandatangani kontrak dengan Real Madrid, di mana ia dengan cepat memantapkan dirinya di tim utama di bawah asuhan Carlo Ancelotti, dan kemudian Zinedine Zidane yang di akhir musim 2017/2018 mengangkat trofi Liga Champions untuk tahun ketiga berturut-turut.
Tak heran bila Modrić tampak emosional ketika Kroasia menang 2-1 atas Inggris di semifinal Piala Dunia 2018.
Kini ia siap mencapai level yang lebih tinggi, menjadi juara baru Piala Dunia bersama Kroasia.