Krisis Air Bersih di Nipah Panjang

Puluhan Tahun Ribuan Warga Nipah Panjang I Krisis Air Bersih, Air Hujan Jadi Andalan

Rasa senang mendadak terlihat dari sejumlah masyarakat di Kecamatan Nipah Panjang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur ketika hujan lebat

Penulis: tribunjambi | Editor: bandot
Ilustrasi: Bak penampungan air hujan ditemukan hampir di seluruh rumah di Pulau Pramuka, Kepulauan Seribu, Minggu (8/2). Selain air tanah, warga Pulau Pramuka juga menampung air hujan untuk keperluan sehari-hari, seperti mandi, mencuci, dan memasak 

TRIBUNJAMBI.COM - Rasa senang mendadak terlihat dari sejumlah masyarakat di Kecamatan Nipah Panjang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur ketika hujan lebat mengguyur desa mereka, Minggu (1/7/2018).

Begitulah, kondisi di sana selama berpuluh-puluh tahun.

Persoalan ketersediaan air bersih tak kunjung tertangani tuntas.

Walhasil, hingga kini air hujan menjadi andalan untuk memenuhi kebutuhan air bersih mereka.

"Kalau air hujan untuk minum, kalau air laut atau air (sungai) Batanghari Cuma bisa untuk mencuci, karena warnanya cokelat," kata Pardianti warga RT 02 Kelurahan Nipah Panjang I.

Butuh perjuangan ekstra dan uang tak sedikit bila mereka ingin mendapatkan air bersih.

Selain menunggu turunnya hujan, cara lain adalah membeli air galon, mencari hingga ke hulu sungai, atau membuat sumur bor yang dananya tidak sedikit.

Baca: Didorong Duet JK-AHY di Pilpres 2019, Begini Jawaban Jusuf Kalla, Kader Demokrat Bocorkan Reaksi SBY

Pardianti mengaku jika musim kemarau dirinya mau tak mau harus membeli air galon dengan harga Rp 10 ribu per galon.

"Kalau lagi dak ado yang jual, nitip samo orang belinyo pakai perahu," ungkapnya saat ditemui Tribunjambi.com.

"Kalau musim kemarau susah nyari air, mulai pening nyari air di mano. Biaklah kami listrik dibatasi daripado air bersih susah nyarinyo," ujarnya.

Sama halnya dikatakan Marta, warga setempat. Sejak pemekaran Tanjung Jabung, keluarganya tak pernah lagi mendapatkan air bersih.

"Dulu ado (PDAM), cuma sudah dak ngalir lagi. Pakai air hujan atau air sungai lah ni, baju putih pada coklat semua," katanya.

Baca: Ant-Man and The Wasp Diputar Mulai Hari Ini, Sebelum ke Bioskop Tonton Dulu 3 Film Marvel Ini

Untuk mengambil air hujan, Marta menampung air yang jatuh dari atap rumahnya.

Air itu dialiri melalui pipa dan ditampung dengan bak mandi.

"Tapi tunggu sekitar 15 menit, kalau langsung ditampung air hujanyo pasti kotor, karena atap berdebu dan banyak pasir," jelasnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved