Krisis Air Bersih di Nipah Panjang

Krisis Air di Nipah Panjang, BLHD Peringatkan Warga Tak Gunakan Air Sungai Batanghari, Ini Bahayanya

Aliran Sungai Batanghari di Nipah Panjang adalah bagian hilir sampah ataupun bahan kimia dari daerah lain akhirnya mengalir ke sana

Penulis: tribunjambi | Editor: bandot
TRIBUNJAMBI
Krisis air bersih di Nipah Panjang, ribuan warga andalkan air hujan 

Persoalan ketersediaan air bersih tak kunjung tertangani tuntas.

Walhasil, hingga kini air hujan menjadi andalan untuk memenuhi kebutuhan air bersih mereka.

"Kalau air hujan untuk minum, kalau air laut atau air (sungai) Batanghari Cuma bisa untuk mencuci, karena warnanya cokelat," kata Pardianti warga RT 02 Kelurahan Nipah Panjang I.

Baca: Sonali Bendre Terserang Kanker Stadium Akhir, Curhatan Bintang Bollywood Ini Bikin Haru Penggemar

Butuh perjuangan ekstra dan uang tak sedikit bila mereka ingin mendapatkan air bersih.

Selain menunggu turunnya hujan, cara lain adalah membeli air galon, mencari hingga ke hulu sungai, atau membuat sumur bor yang dananya tidak sedikit.

Pardianti mengaku jika musim kemarau dirinya mau tak mau harus membeli air galon dengan harga Rp 10 ribu per galon.

"Kalau lagi dak ado yang jual, nitip samo orang belinyo pakai perahu," ungkapnya saat ditemui Tribunjambi.com.

"Kalau musim kemarau susah nyari air, mulai pening nyari air di mano. Biaklah kami listrik dibatasi daripado air bersih susah nyarinyo," ujarnya.

Sama halnya dikatakan Marta, warga setempat. Sejak pemekaran Tanjung Jabung, keluarganya tak pernah lagi mendapatkan air bersih.

"Dulu ado (PDAM), cuma sudah dak ngalir lagi. Pakai air hujan atau air sungai lah ni, baju putih pada coklat semua," katanya.

Untuk mengambil air hujan, Marta menampung air yang jatuh dari atap rumahnya.

Air itu dialiri melalui pipa dan ditampung dengan bak mandi.

"Tapi tunggu sekitar 15 menit, kalau langsung ditampung air hujanyo pasti kotor, karena atap berdebu dan banyak pasir," jelasnya.

Melihat situasi ini terus memprihatinkan, Marta berharap pemerintah memberikan solusi.

Minimal, kata dia, adalah bantuan air bersih khususnya saat musim kemarau.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved