Mengunjungi Johor, Mulai dari Sultan Terkaya, Hingga WNI yang Terkenal Shopper-nya
Tribun berada sekitar dua hari di Johor, salah satu wilayah kesultanan yang terkenal paling kaya di Malaysia
Penulis: Nani Rachmaini | Editor: Nani Rachmaini
"Di sini tidak ada orang yang mengklakson, karena klakson dianggap tidak sopan, kalau betul-betul marah baru orang sini klakson," kata Awal.
Meski terkesan lengang, pusat perbelanjaan di Johor Bahru ternyata cukup ramai.
Kami berkesempatan mengunjungi tempat belanja menengah ke atas, yaitu ke Johor Premium Outlet yang seolah terletak di lokasi terpencil, karena dalam perjalanan ke sana banyak ditemui kebun-kebun sawit, ternyata di dalamnya cukup banyak warga yang berbelanja.
"Ini malah sepi, biasanya jauh lebih ramai," kata Adeline yang cukup heran karena kami berkata tempat yang kami kunjungi pada Rabu siang itu cukup ramai.
Malaysia yang baru saja memiliki Perdana Menteri baru dengan terpilihnya Mahathir ternyata menjadi perbincangan menarik bagi warga di sana.
Sopir taksi yang mengantar kami cukup tahu bahwa skandal PM sebelumnya, Najib Razak juga terkenal di luar negeri.
"Habis duit sama dia, sampai sekarang dia tidak mengaku korupsi," kata seorang sopir taksi merujuk ke Najib.
Gaya kepemimpinan Mahathir ternyata juga disambut baik oleh mereka, setidaknya seperti yang dikatakan oleh Adeline, yang mengatakan ada proyek ambisius yang didanai Cina, dibatalkan oleh Mahathir begitu ia menjadi PM.
"Karena dia pikir, kalau dibangun oleh Cina semua didatangkan dari sana, ya tenaga kerja, dan bahan baku semua dari Cina, Mahathir tidak mau. Kalau semua dari sana lalu apa manfaatnya untuk Malaysia, tidak ada," kata Adeline yang warga keturunan Tionghoa tersebut.
Kunjungan yang menarik selama di sana, mungkin sama menariknya bagi warga Malaysia untuk berkunjung ke Indonesia.
Dan kesan Indonesia yang indah serta tempat tujuan wisata yang tak habis-habisnya tergambar dari pembicaraan beberapa warga di sana.
"Saya suka Indonesia, tapi saya tidak suka Jakarta, sumpek. Kalau daerah lain saya sering dan senang," kata Quek, manajer Regency Specialist yang cukup sering bolak-balik Malaysia- Indoneisa.
"Saya sudah ke Bali dan ke Jawa. Suka makanannya dan pemandangannya. Mungkin lain kali saya juga mau ke Jambi," kata Adelina. . (*)