Yuk Kenali Gejala Hiportemia yang Dialami Pendaki Wanita & Selamat Berkat Pelukan Pendaki Lain

Wanita yang tak diungkap identitasnya ini mengalami hipotermia ketika sedang mendaki Gunung Ciremai, Majalengka, Jawa Barat.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Hiportemia 

“Hal ini disebabkan glikogen yang dibakar di dalam otot sudah tidak mencukupi untuk melawan suhu tubuh yang terus menurun. Akibatnya, tubuh berhenti merinding untuk menjaga glukosa (bahan energi),” begitu kutipan dari buku Panduan Mapala UI 2012.

Baca: Bukan Cantik Tapi Punya Daya Tarik Seks yang Dahsyat, Buat Pangeran Charles Kepincut Camilla

Pendaki kemudian akan merasa sangat lemas, sampai jatuh dan tak bisa berjalan atau melangkah, kemudian meringkuk untuk menjaga panas tubuhnya.
Otot pendaki mulai kaku, Ini terjadi akibat aliran darah ke permukaan berkurang dan disebabkan oleh pembentukan asam laktat dan karbondioksida di dalam otot.

Ciri lainnya yang terlihat ialah kulit mulai pucat, bola mata tampak membesar, dan denyut nadi terasa menurun.

Batasnya di suhu 30 derajat celcius, masuk fase penghentian metabolisme. Korban tampak seperti mati, padahal sebetulnya masih hidup. Ataupun tiba-tiba halusinasi seperti kesurupan, ini yang banyak salah persepsi,” jelas Bongkeng.

Pada suhu internal 32 derajat celcius, tubuh berusaha memasuki fase hibernasi. Menghentikan seluruh aliran darah permukaan dan mengurangi aktivitas jantung.

SUMBER: Intisari Online

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved