Korban Hilang Bertambah Jadi 189 Orang, 7 Fakta ini Ungkap Tenggelamnya KM Sinar Bangun

Menghebohkan pemberitaan di Indonesia, tenggelamnya KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba menarik banyak perhatian pihak

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Diduga penumpang KM Sinar Bangun terombang-ambing di permukaan air berusaha meraih pelampung dari kapal penolong 

TRIBUNJAMBI.COM - Menghebohkan pemberitaan di Indonesia, tenggelamnya KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba menarik banyak perhatian pihak.

Kapal Motor Sinar Bangun yang mengangkut puluhan penumpang tenggelam di perairan Danau Toba, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, Senin (18/6/2018) petang.

Data dari Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho menyebut, KM Sinar Bangun tenggelam di perairan Danau Toba pada Senin (18/6/2018) sekitar pukul 17.30 WIB.

Baca: Seruan Jangan Golput untuk Umat Muhammadiyah, Nasrul Yasir: Coblos Sesuai Hati Nurani

Kapal kayu KM Sinar Bangun diperkirakan tenggelam sekitar satu mil dari dermaga Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara.

Kapal berangkat dari Pelabuhan Simanindo, Kabupaten Samosir menuju Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun.

Di tengah perjalanan, kapal yang mengangkut sekitar 80 orang itu diduga tenggelam akibat cuaca buruk.

Inilah 7 fakta tenggelamnya kapal motor Sinar Bangun di perairan danau Toba.

1. Diduga kelebihan muatan

Berdasarkan penuturan seorang penumpang selamat, Sendri Sianturi, KM Sinar Bangun begitu dipadati penumpang saat berlayar.

Menurut perkiraannya, sebanyak 100 sepeda motor juga ada di atas kapal nahas tersebut.

Hal ini dibenarkan oleh Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah ( BPBD) Kabupaten Samosir, Mahler Tamba yang mengungkapkan, penyebab tenggelamnya KM Sinar Bangun yakni akibat kelebihan kapasitas, cuaca buruk dan human error.

"Kapal kelebihan penumpang, akibatnya tali kemudi lepas. Ditambah lagi cuaca buruk, angin kencang dan ombak, kapal oleng," kata Tamba, saat dikonfirmasi Kompas.com, Senin (18/6/2018).

Baca: Pilih Manis atau Asam? Camilan Ini Bisa Atasi Nyeri Haid hingga Badan Pegal

2. Korban selamat

Sebanyak 14 korban selamat dari tenggelamnya KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba pada Senin (18/6/2018) dirawat di Puskesmas Simarmata dan RSUD dr Hadrianus Sinaga, Pangururan, Kabupaten Samosir.

Kepala Dinas Informasi dan Komunikasi Kabupaten Samosir, Tombor Simbolon, menyebut 10 orang korban dirawat di Puskesmas Simarmata.

Korban lainnya yang dirawat di RSUD dr Hadrianus Sinaga.

Sementara itu, Direktur RSUD dr Hadrianus Sinaga, dr Friska Situmorang menyebut, keempat korban saat ini sudah dirawat dan kondisinya membaik. Satu korban atas nama Dedi Setiawan mendapat perawatan intensif karena lengannya patah.

Baca: Heboh Unggahan Agnez Mo Dicumbu Chris Brown. Berikut 5 Fakta Artis AS itu, No 3 Unik Banget

3. Korban hilang 189

Kepolisian Daerah Sumatera Utara mengatakan, jumlah anggota keluarga hilang yang dilaporkan masyarakat pascatenggelamnya kapal kayu KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba Tigaras, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, terus bertambah.

Dikutip dari Kompas.com, Kasubbid Penmas Polda Sumut AKBP MP Nainggolan mengatakan, sebanyak 189 orang orang dilaporkan hilang berdasarkan data di Posko Simanindo, Kabupaten Samosir.

Baca: Gara-gara Banyak yang Tunaikan Kewajiban, Samsat Jambi jadi Padat

4. Peralatan pencarian korban

Pesawat Hercules dengan tipe C-130 H/HS/L-100-30 dan nomor seri A-1323 ini membawa tim Basarnas dari Jakarta untuk membantu mencari korban hilang.

Ada sekitar 26 personel yang dibawa dan dikomandoi oleh Brigjend TNI Bambang Suryo, terdiri dari 10 marinir dan 16 orang dari Basarnas-Alkap Basarnas.

Kepala Basarnas RI Marsdya M Syaugi juga menyatakan bahwa pihaknya telah menurunkan tim elite dari pusat serta peralatan canggih ke Tigaras dan Simanindo untuk mencari penumpang yang masih hilang.

Penggunaan alat ROV (remotely operated vehicle) untuk mendeteksi kedalaman hingga 200 M terhadap kapal/logam juga akan dilakukan, dan melakukan penyelaman oleh Basarnas, Marinir, Pol Air Polda Sumut, serta penyisiran dengan menggunakan Kapal di perairan atas.

Baca: Agnez Mo Masih Betah Sendiri, Mantannya yang Satu ini Bakal Segera Timang Momongan Lho

5. BMKG sudah beri peringatan dini

Deputi BMKG Mulyono Rahadi Prabowo mengatakan, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) telah memberi peringatan kepada pihak Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat serta otoritas penyeberangan

Peringatan dini disampaikan pukul 11.00 WIB dan 14.00 WIB. Peringatan dini pukul 14.00 WIB, kata Prabowo, juga berisi peringatan cuaca 3-4 jam ke depan.

Dalam peringatan dini tersebut disampaikan bahwa kecepatan angin di kawasan Danau Toba berkisar 2-3 meter per detik.

Pukul 17.00 WIB, terjadi fluktuasi atau meningkatnya kecepatan angin mencapai 6 meter per detik atau sekitar 12 knot. Kondisi angin tersebut membahayakan bagi kapal-kapal berukuran kecil.

Baca: Pasca Cerai Dengan Putri Aisyah, Ustaz Al Habsyi Kini Tak Canggung Tampil Bersama Istri Barunya

6. Ditemukan 1 korban meninggal dunia pada hari ketiga

Memasuki hari ketiga, pencarian korban Kapal KM Sinar Bangun berlanjut Rabu (20/6/2018) pagi ini dan Tim gabungan dari Basarnas Spesial Group, TNI AL dan Batalyon Intai Amfibi (Taifib) sudah mulai melakukan penyelaman untuk mencari korban.

Tim menemukan 1 korban lagi sehingga jumlah korban meninggal dunia yang kini ditemukan petugas sudah berjumlah 2 orang.

Sebelumnya korban pertama yang ditemukan yakni Tri Wulandari (24) yang beralamat di Aceh Tamiang.

Baca: Cuma Minum Teh atau Kopi Saja, Para Pria Rela Bayar Rp 75 Ribu di Warung ini yang Penjaganya. .

7. Upaya pencarian hingga 25 Juni

Pencarian korban kapal tenggelam KM Sinar Bangun di perairan Danau Toba di kawasan Simanindo, Kabupaten Samosir, dan Tiga Ras, Kabupaten Simalungun, Sumatera Utara, terus dilanjutkan.

Kasiops Kantor SAR Medan M Agus Wibisono mengatakan, tujuh unit kapal, dua di antaranya kapal penumpang milik warga, dikerahkan untuk mencari korban hingga radius kira-kira 3,6 kilometer dari titik tenggelam.

Pencarian sendiri akan terus dilakukan sampai tujuh hari dari waktu kejadian, yaitu pada 25 Juni 2018.

Sementara itu, kondisi gelombang di perairan Danau Toba yang tinggi dan angin cukup kencang menyulitkan pencarian. (*)

Baca: Tangis Pembaca Berita ini Pecah Saat Bacakan Kebijakan Trump Pisahkan Anak-anak Imigran

Sumber: Grid.ID
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved