Kerap Ungkit Kebangkitan PKI, Ini Fakta Tentang Alfian Tanjung Hingga Akhirnya Kembali ke Penjara
Alfian Tanjung dieksekusi setelah Mahkamah Agung menolak kasasinya. Lapas Kelas I Surabaya
Penulis: rida | Editor: rida
Alfian Tanjung dalam sejumlah kesempatan kerap mengungkit-ungkit soal kebangkitan PKI.
Namun yang menjadi sebabnya berurusan dengan kepolisian adalah perangai Alfian yang kerap menuding seseorang terlibat PKI.
Berikut sejumlah fakta tentang siapa sosok Alfian Tanjung sebenarnya
1. Dikeluarkan dari Universitas Muhammadiyah Prof. Dr Hamka ( UHAMKA)
Alfian Tanjung semula adalah dosen di UHAMKA. Namun Rektor Univestitas Muhammadiyah Prof. Dr Hamka ( UHAMKA), Suyatno mengatakan, Alfian Tanjung sudah tak lagi menjadi dosen di kampusnya dalam satu tahun terakhir.
Ia mengatakan, Alfian tak menjadi dosen lagi karena ada peraturan baru tahun 2015 yang menyatakan syarat pendidikan dosen minimal S-2. Sementara itu, pendidikan terakhir Alfian masih S-1.
Dengan demikian, Alfian secara otomatis dikeluarkan. Adapun selama masih menjadi dosen, Alfian mengajar di Fakultas Ilmu Pendidikan Uhamka. Sebelum menjadi dosen, ia menempuh pendidikan di kampus tersebut saat Uhamka masih bernama Institut Keguruan dan Pendidikan (IKIP).
2. Dilaporkan karena Ceramah Provokatif tentang PKI dan menuding sejumlah orang sebagai kader PKI
Alfian diduga melakukan fitnah dan pencemaran nama baik dengan mengungkit Partai Komunis Indonesia dalam ceramahnya.
Alfian dilaporkan oleh seorang warga Surabaya, Jawa Timur, bernama Sujatmiko lantaran memberikan ceramah dengan materi tentang PKI di Masjid Mujahidin, Surabaya.
Alfian sebelumnya juga dilaporkan oleh Kepala Staf Kepresidenan Teten Masduki karena menyebut Teten adalah kader PKI.
Ia juga mengatakan bahwa gedung Kantor Staf Presiden yang terletak di Gedung Binagraha, Kompleks Istana Presiden, sering dijadikan tempat rapat PKI oleh Teten dan kawan-kawannya.
Alfian mengaku punya bukti atas tuduhannya tersebut. Ia siap membuktikannya di depan penyidik.
Selain itu, Alfian juga dilaporkan ke Polda Metro Jaya karena menyebut kader PDI-P dan orang dekat Presiden Joko Widodo adalah PKI.
Dalam akun Twitternya, Alfian menulis bahwa sebanyak 85 persen kader PDI-P merupakan kader PKI.
