Kasus Via Vallen Lebay Atau Pelecehan Seksual? 5 Fakta Ini Harus Kamu Ketahui Dulu

Namanya kian terkenal berkat singlenya yang berjudul Sayang. Lagu tersebut hampir di putar

Penulis: rida | Editor: rida
via vallen 

Namun angan-angan itu belum bisa tercapai lantaran Marko Simic harus menjalani berbagai kegiatan dalam acara itu.

Namun setidaknya, Marco Simic sempat goyang dangdut bersama Via Vallen di panggung pembukaan Liga 1 tersebut. 

Dan berikut ini Via Vallen sepanggung dengan Marco Simic 

a

Pertemuan Via Vallen dengan Simic Pertama Kali 

Bisa jadi pertemuan pertama kali Via Vallen dengan Marko Simic pertama kali secara langsung adalah saat usai pertandingan antara Persija Jakarta dan Persib Bandung belum lama ini.

Persija Jakarta dan Persib Bandung sering membara dalam laga-laga yang mempertemukan keduanya. 

Namun alunan musik dangdut mampu mendamaikan rivalitas yang sering terjadi diantara dua klub tersebut.

Hal itu tampak ketika Kim Jeffrey Kurniawan dan Marko Simicjoget bersama diiringi lagu Sayang yang dibawakan Via Vallen.

Meski terlihat malu-malu, Via Vallen tetap mengajak  Simic dan Kim untuk bergoyang.

a

Melalui acara launching Liga 1 2018, bintang Persija Jakarta itu menyadari keindahan dalam dunia sepak bola.

"Keindahan dalamdunia sepak bola," tulis Marko Simic melalui media sosial Instagram, seperti dilansir BolaSport.com .

Setelah  melihat postingan tersebut, netizen merasa keindahan sesungguhnya adalah paras cantik Via Vallen.

4. Dibilang Lebay dan Pencitraan

Bagi Nikita Mirzani, reaksi Via Vallen terhadap pesan yang dikirimkan sangat berlebihan.

Baginya, wanita berhak marah jika dilecehkan secara fisik.

Namun jika sekadar dikirimkan pesan melalui media sosial, bagi Nikita reaksi Via berlebihan.

“Dilecehkan dipegang baru, kalo cuma kayak gitu itu biasa lah, namanya juga laki-laki. Tapi kalau menurut gue, thats so lebay you know,” kata Nikita ditemui di kawasan Tendean, Selasa (5/6/2018).

Sebagai sesama artis, Nikita juga menyebut dirinya pernah mengalami pelecehan.

Terlebih, ia merupakan artis yang dikenal dengan keseksiannya.

“Namanya artis ya, apalagi kan gue terkenal dengan seksinya segala macem, pastilah,” kata ibu dua anak itu.

Namun baginya, Via sebaiknya tak perlu mempublikasikan pesan yang dikirim terduga Simic kepadanya.

Sebab hal itu tak terlalu penting untuk dipublikasikan.

“Tapi nggak usah dipublikasikan seperti itu, itu nggak penting,” katanya.

Sementara itu seorang trasngender Melly Bradley dalam insta story nya bahkan menyebut-nyebut penyanyi dangdut itu pencitraan.

Ia menyangkan percakapan itu bukannya disimpan untuk pribadi malah di publish.

"Pagi-pagi udah dengar gosip penyanyi dangdut dengan pesepak bola itu. Harusnya kamu bersyukur sayang bisa di dm, dia ganteng loh," katanya.

"Harusnya gak perlu discreenshoot dan dishare gitu. Situ emang cantik banget ya? Gue tahu kali karakter bule gimana," ungkapnya.

Melly menegaskan bukan membenarkan atau mendukung ulah pemain bola tersebut namun ia hanya menyayangkan dipublishnya percakapan itu.

"Harusnya gak usah dishare gitu sayang. Jadi kesannya kamu giman gitu," ujarnya.

"Cukup simpan aja sih sayang. Kalau kamu gak suka ya udah diblok saja gak usah dishare, gak usah pencitraan," sebutnya.

Melly pun meminta netizen untuk memikirkan karir sipemain bola tersebut.

"Coba kalian pikir si cowok itukan punya karir, terus karirnya gimana?,"

Pendapat Melly ini diposting akun gosip Tante Rempong dan mendapat tanggapan beragam netizen

5. Disebut Korban Pelecehan Seksual

Cyber harassment atau pelecehan di dunia maya adalah jenis kasus terbanyak kedua dari berbagai kasus kekerasan terhadap perempuan yang dilaporkan ke Komnas Perempuan.

Komisioner Komnas Perempuan Sri Nurherwati menjelaskan bahwa yang dialami oleh Via termasuk pelecehan seksual berbasis siber.

"Terkait medianya, ini termasuk cyber harassment, bentuk kekerasan seksual. Kalau dalam RUU penghapusan kekerasan seksual, masuk dalam pelecehan seksual non fisik," kata Sri Nurherwati pada BBC Indonesia, 5 Juni 2018.

Sri menilai bahwa tindakan Via mengumumkan pelecehan yang menimpanya ke media sosial adalah tindakan tepat.

 "Posting ini sebaiknya dibaca sebagai alarm dukungan, agar tidak ada impunitas, dan korban mendapat pemulihan," kata Sri.

Saat diwawancara oleh BBC bulan lalu, Head of Promo Ascada Musik, Trosta Susiswa, menjelaskan bahwa apa yang membuat Via Vallen berbeda dari penyanyi dangdut pada umumnya adalah karena Via tidak menjual goyangan.

"Dia hanya menjual kualitas vokal yang di atas rata-rata penyanyi dangdut lainnya," kata Trosta.

Via pun menghindari kesan seronok yang kerap kali dilekatkan pada penyanyi dangdut perempuan.

"Dari awal dia di daerah pun tak pernah pakai pakaian seronok, tidak pernah yang gimana-gimana. Via dari awal tidak pernah berpakaian aneh-aneh, sampai sekarang wardrobe-nya disensor," kata Trosta.

"Sebisa mungkin menjaga image-nya, dan memang dia maunya seperti itu," kata Trosta.

Membuka diskusi tentang pelecehan seksual

Kejadian yang menimpa Via Vallen membuka diskusi di media sosial tentang pelecehan seksual. Banyak dukungan untuk Via datang dari warganet.

Tapi tak semua mendukung Via. Banyak juga komentar yang menganggap tindakan Via berlebihan karena membeberkan kejadian ini di sosial media.

"Alay gitu aja di screenshoot," kata akun @rizkanlaily di Instagram Via Vallen.

 "Lebay banget beginian aja di share!!" kata akun @normasusanti88.

Warganet lainnya pun membantah anggapan ini.

Menurut catatan tahunan Komnas Perempuan tahun 2018, kekerasan terhadap perempuan berbasis siber muncul ke permukaan dengan masif, tapi kurang dilaporkan dan ditangani.

Cyber harassment adalah kasus terbanyak kedua dari kasus kekerasan terhadap perempuan yang dilaporkan ke Komnas Perempuan.

Komisioner Komnas Perempuan Sri Nurherwati meminta agar para perempuan-perempuan yang mengalami kasus serupa untuk tidak diam. Langkah pertama, korban dapat menegaskan ketidaksukaan atas pesan yang didapatkannya.

Selanjutnya, "dapat memproses secara hukum dan mengakses layanan konseling".

Sebab, dampak kejahatan siber ini bisa menjatuhkan hidup perempuan, yang berisiko menjadi korban berulang kali, dan bisa terjadi seumur hidup.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved