Malin Kundang dari Bantul - Setiap Hari Pukuli Ibu Kandung, Puncaknya Bakar Rumah Karena HP
Kekejaman Brekele terhadap ibunya Tri Iswanti sudah berlangsung cukup lama. Sejak usia 14 tahun anak pertama itu
Dia kalap dan menganiaya ibunya hingga ibunya tersebut tersungkur dan tidak sadarkan diri.
"Punggung saya ditendang, kepala saya dipukul. Saat saya berlumur darah dia masih bilang mau membunuh saya," sesalnya.
"Waktu itu saya dianiaya tidak ada yang menolong, mungkin tetangga sudah lelah dengan anak saya. Beruntung dua orang tetangga akhirnya keluar dan menangkap dia," imbuhnya.
Iswanti yang penuh luka di kepala, langsung dilarikan ke Puskesmas dan dia menyadari anaknya membakar rumah peninggalan suaminya itu.

"Ada tiga mobil pemadam yang datang, kemarin sudah dibersihkan warga," katanya. Dia mengakui kelakuan anaknya sudah keterlaluan. Bahkan sudah mengancam jiwanya.
Bahkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dirinya harus meminjam uang dari tetangga, karena hasil jualan di pasar habis diminta Izzan.
"Kok ya tega menganiaya saya, wong setiap hari saya kasih uang Rp30.000 sampai Rp40.000 kadang lebih, makan tinggal makan, pakaian semua bersih tinggal pakai. Mungkin karena pengaruh obat dan minuman keras jadi parah. Biasanya ngamuk tidak sampai segitunya," ucapnya.
Baca: Tak Mau Mulut Bau Saat Puasa, Lakukanlah Ini!
Baca: Belanja ke Pasar Sambil Gendong Anak, Pedangdut Uut Permatasari Tak Dikenali sebagai Artis
Dia berharap polisi menetapkan hukuman setimpal. Iswanti mengaku berpikir belum tentu menerima kembali anaknya suatu saat nanti.
"Berat mas, berat takut ngancam saya juga. Takut diulangi lagi. Sakitnya belum sembuh," sesalnya.
Iswanti pun masih menunggu rumahnya dibersihkan, dan rencana nya akan dibantu pemuda kampung setempat. Sementara tinggal di rumah kakaknya Sujimah.
Pernyataan serupa dikatakan bude pelaku, Sujimah. Akibat kekerasan yang dilakukan ponakannya itu perkakas di rumahnya habis mulai dari gelas hingga piring.
Terakhir kambingnya terpaksa dijual karena luka tusuk, dan seekor lainnya harus dirawat karena luka yang sama.
"Disini kalau tidak diberi seperti di rumahnya sendiri apa yang ada dihancurkan," katanya. (Kompas/Markus Yuwono)