Ini Yang Terjadi Saat Waisak 2562 BE di Dunia, Air Suci Disemayamkan 1 Siklus Purnama

Penentuan bulan purnama ini adalah berdasarkan perhitungan falak, sehingga puncak purnama dapat terjadi pada siang hari.

Penulis: Duanto AS | Editor: Duanto AS
TRIBUNJAMBI/HANIF BURHANIF
Penyalaan Pelita Waisak 

TRIBUNJAMBI.COM - Hari Raya Waisak 2562 BE akan jatuh pada Selasa, 29 Mei 2018. Di Jambi, ada serangkaian proses yang dilakukan sebelum puncak perayaan.

Ada pengambilan api abadi di Sungai Gelam, Kabupaten Muarojambi. Selain itu ada pengambilan air suci dari Danau Gunung Tujuh, Kerinci. Danau Gunung Tujuh juga merupakan salah satu Danau tertinggi di Indonesia.

Perlu diketahui, air suci diambil dari titik tertinggi dan merupakan sebagai simbol dari titik tertinggi untuk memurnikan, membersihkan membuat tenang jiwa dan pikiran manusia.

Air suci yang diambil disemayamkan di delapan wihara di Kota Jambi, selama satu siklus purnama. Mulai dari bulan mati sampai bulan purnama disi.

Air yang sudah disemayamkan akan dipujakan pada perayaan Hari Waisak 2562 yang akan dilaksanakan di Candi Muaro Jambi pada Selasa, 29 Mei 2018 nanti.

Asal kata

Ada beberapa catatan menarik di wikipedia terkait Waisak. Kata Waisak atau Waisaka, dalam bahasa Pali; Sanskrit: Vaiśākha. Waisak merupakan hari suci agama Budha.

Penyebutan Waisak berbeda-beda di beberapa wilayah di dunia. Di India dikenal dengan nama Visakah Puja atau Budha Purnima, Saga Dawa di Tibet, Vesak di Malaysia, dan Singapura, Visakha Bucha di Thailand, dan Vesak di Sri Lanka.

Baca: Hindari Konvoi, Pengumuman Kelulusan akan Dikirim Lewat SMS

Baca: Seleksi Calon Anggota KPU Kabupaten Kota Diduga Terjadi Suap, Kopi Putih Lapor Bawaslu

Baca: Pengumuman Kelulusan SMP, Jalanan Kota Jambi Sepi Konvoi Siswa, Ternyata Ini Yang Terjadi

Nama ini diambil dari bahasa Pali "Wesakha", yang pada gilirannya juga terkait dengan "Waishakha" dari bahasa Sanskerta. Di beberapa tempat disebut juga sebagai "hari Budha".

Waisak dirayakan dalam bulan Mei pada waktu terang bulan atau purnama sidhi. Itu untuk memperingati tiga peristiwa penting.

Pertama, lahirnya Pangeran Siddharta di Taman Lumbini pada 623 SM.

Kedua, Pangeran Siddharta mencapai Penerangan Agung dan menjadi Buddha di Budha Gaya (Bodh Gaya) pada usia 35 tahun pada 588 SM.

Ketiga, Budha Gautama parinibbana (wafat) di Kusinara pada usia 80 tahun pada tahun 543 SM.

Tiga peristiwa itu dinamakan "Trisuci Waisak".

Perlu diketahui, keputusan merayakan Trisuci ini dinyatakan dalam Konferensi Persaudaraan Buddhis Sedunia atau World Fellowship of Buddhists - WFB, yang pertama di Sri Lanka pada 1950.

Halaman
12
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved