Tepat 20 Tahun Reformasi! Tahukah Kamu Hal ini yang Tidak Terekspose Berita di Gedung MPR/DPR

Soeharto yang selama 32 tahun duduk sebagai Presiden Indonesia mengundurkan diri setelah mendapat desakan dari para mahasiswa.

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Kolase
Reformasi 1998 

TRIBUNJAMBI.COM - Hari ini, 20 tahun lalu, Indonesia mengalami titik balik sejarah penting yang disebut dengan reformasi.

Soeharto yang selama 32 tahun duduk sebagai Presiden Indonesia mengundurkan diri setelah mendapat desakan dari para mahasiswa.

Ya, para mahasiswa menjadi 'pahlawan' karena berhasil menumbangkan Orde Baru melalui serangkaian aksi demonstrasi.

Baca: Kronologi dan Foto-foto Kecelakaan Truk di Bumiayu Brebes yang Menewaskan 11 Orang

 
Banyak sisi menarik dari demonstrasi tersebut yang tak diketahui.

Beberapa di antaranya terekam oleh Tabloid Nova edisi Mei 1998 dalam artikel berjudul foto "Di Balik Semaraknya Suasana Gedung MPR/DPR: Makan, Minum, Berobat, Pijat, Semua Gratis" berikut ini.

Baca: Satu Kecamatan di Kerinci Dapat Tambahan 560 Tabung Gas Selama Puasa

---

Baca: Warganet Sibuk Komentari Kata Kamu di Postingan Kalina Oktarani, Deddy Corbuzier Kah?

Perubahan demi berubahan telah berlangsung begitu cepat di negeri tercinta ini.

Kata "reformasi" bergema di penjuru negeri. Seniua bertujuan sama, mengingin-kan perubahan yang lebih baik.

Salah satu kejadian yang ikut menyumbang terjadinya perubahan adalah "pendudukan" gedung MPR/DPR Senayan oleh ribuan mahasiswa dan anggota masyarkat sejak Senin (18/5) hingga Sabtu (23/5) dini hari.

Ternyata bukan cuma unjuk rasa dan orasi yang berlangsung di sana. Inilah rekaman gambarnya:

Baca: Gunung Merapi 3 Kali Meletus Freatik dalam 10 Hari, Ketinggiannya Hingga 1.200 Meter

1. Mau obat pusing, sakit perut, mag, batuk, atau kecapekan sehabis demo? Semua bisa diperoleh gratis di posko medis.

"Di kompleks gedung MPR/DPR ini setidaknya ada lima posko medis yang digelar para relawan dan relawati," jelas dr. Rimanto, salah satu relawan medis. Adapun obat-obatan yang tersedia, menurut Rimanto, diperoleh dari berbagai lapisan masyarakat.

"Kebanyakan mahasiswa minta obat pusing atau batuk. Tapi kalau diperlukan, kami juga siap melakukan bedah minor," tandas Rimanto.

2. Ini bukan lagi sebungkus berdua, tapi sebungkus tame-tame. Para mahasiswa ini memilih menyantap nasi dari bungkus yang sama. Rasa senasib dan sepenanggungan pun lebih terasa.

Halaman
12
Sumber: Bangka Pos
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved