Keluarga Pelaku Bom Surabaya Sering Berisik Saat Malam, Tetangga Lihat Mobil Mewah Sering Datang
Petugas mengungkap bahwa pelaku bom di tiga gereja adalah keluarga dari Bapak Dita Supriyanto dan Ibu Puji Kuswati.
TRIBUNJAMBI.COM - Serangan teroris di Surabaya mencengangkan publik.
Puluhan orang menjadi korban keganasan bom bunuh diri yang dilakukan oleh para teroris ini.
Serangan demi serangan dilancarkan oleh para teroris ini.
Lima aksi terorisme beruntun terjadi di Surabaya dan sekitarnya.
Akibat aksi beruntun itu, kini Indonesia berada dalam situasi siaga satu.
Aksi teror yang paling besar dan paling membekas adalah teror bom di tiga gereja Surabaya.
Dilansir Tribunjambi.com dari TribunJatim, aksi tersebut memakan korban meninggal sebanyak 14 orang dan 42 luka-luka.
Pelaku aksi terorisme di Surabaya telah diungkap pihak aparat kepolisian.

Tak ada yang menyangka bahwa pelaku berasal dari satu keluarga utuh.
Petugas mengungkap bahwa pelaku bom di tiga gereja adalah keluarga dari Bapak Dita Supriyanto dan Ibu Puji Kuswati.
Baca: Bukan Dita Oeprianto Otak Bom Surabaya, Info Terpercaya ini Sebut Dalangnya Masih Berkeliaran
Baca: Pengakuan Mengharukan Ayah dari Bocah yang Jadi Korban Bom Mobil Surabaya, Kepala Anakku Hancur
Baca: Nasib Ais Tragis, Orangtua Meninggal dan Keluarga Menolak Merawatnya
Dua orangtua ini mengajak empat anak mereka untuk menjalankan aksi di tiga gereja yang berbeda.
Keempat anak mereka memiliki usia yang relatif muda.
Anak laki-laki Yusuf Fadil (18), Firman Halim (16), anak perempuan Fadhila Sari (12), dan Pamela Riskita (9).
Keluarga ini tinggal di kawasan perumahan elite yang terletak di Wonorejo, Surabaya.
Dilansir dari tayangan Mata Najwa pada Rabu (16/5/2018), keluarga Dita dikenal sebagai keluarga yang ramah dan baik.

Dalam tayangan Mata Najwa itu, seorang tetangga Dita mengungkapkan kebiasaan dan perilaku keluarga tersebut bahkan sebelum mereka menjalankan aksinya.
Tetangga yang bernama Ani Gunawan itu menuturkan bahwa keluarga itu sudah tinggal di kawasan sebelum si bungsu lahir.
Tetangga juga tidak mengetahui darimana asal keluarga tersebut.
Ani juga menuturkan bahwa akhir-akhir ini keluarga Dita dan Puji lebih sering menyendiri.
Suami Ani, Yuki Gunawan mengungkapkan kebiasaan pelaku ketika di dalam rumah.
"Kalo ngomong berisik, sering berisik sih di belakang," kata Yuki.
"Iya, duk duk duk," tambah Ani memperagakan bunyi yang biasa ia dengar.
"Jadi di belakang itu sering dengar orang numbuk," ungkap Yuki.
"Tepat di dinding sini, terus anak-anak (kami) membalas bunyi itu, bais itu berhenti. Habis itu pindah ke sebelah sana," jelas Ani.
Ani dan Yuki mengungkapkan bahwa bunyi itu sudah terdengar sekitar 1- 2 tahun terakhir.
"Kalo sore itu sering ada parkir sepeda motor di depan, saya pikir itu sales atau pegawainya," kataYuki.
Beberapa bulan terakhir, anak Dita dan Puji terlihat jarang keluar rumah.
Puji sempat mengatakan pada Ani bahwa anak mereka lebih suka main game di dalam rumah.
"Kalo mertuanya (orangtua Puji) ke sini, (terlihat) cukup berada sih ya. Karena ke sini pakai (mobil) Alphard," kata Yuki.
Yuki mengungkapkan bahwa dia merasa heran dengan aksi yang dilakukan keluarga tersebut.
"Dari segi ekonomi ada, rumah ada, anak empat, sampai melakukan itu sih aneh," kata Yuki dan Ani.
Baca: Ditangkap Densus 88, Pernikahan Siri Terduga Teroris Terungkap. Istri Pertama Beber Hal Mengejutkan!
Baca: Inilah Kehebatan Pasukan Elit TNI Untuk Koopsusgab Tumpas Teroris, Seram dan Disegani Lawan
"Yang mengkhawatirkan itu dia nggak sendiri, dia juga sering rapat di sini. Saya juga nggak tahu mereka rapat ngerencanain apa kan?" jelas Yuki.
"Dulu pernah ada mobil yang pernah ikut rapat di sini, ada Alphard, Fortuner, Innova, CRV," jelas Ani.
"Jadi seminggu itu ada dua atau tiga hari sekali, mobil itu terus ada. Setelah itu hilang, ganti sepeda motor," sahut Yuki.
Selengkapnya dapat disaksikan dalam video tayangan Mata Najwa berikut ini.
23 Terduga Teroris Ditangkap
Sementara itu pasca serangan bom di Surabaya, Jumlah terduga teroris yang diamankan Polda Jatim dan Densus 88 terus bertambah.
Terhitung sejak awal kejadian, Minggu (13/5/2018) hingga hari ini Kamis (17/5/2018), pihak berwajib sudah melakukan proses penindakan terhadap 23 terduga teroris.

Kapolda Jatim, Irjen Machfud Arifin mengatakan bahwa jumlah tersebut adalah rangkaian hasil penyelidikan dari beberapa wilayah di Jawa Timur.
"Soal tangkapan, anggota kita terus bekerja di lapangan untuk selesaikan masalah di Jatim, mulai dari Surabaya, Sidoarjo, Pasuruan, dan Malang yang jumlahnya 23 penindakan," ungkap Irjen Pol Machfud Arifin.
Dari total penindakan tersebut, lanjutnya, empat di antaranya tewas di tangan petugas akibat melakukan perlawanan.
Empat terduga teroris yang tewas itu tiga orang berasal dari Sidoarjo dan seorang lagi dari Surabaya.
Kemudian, Irjen Pol Machfud Arifin juga membeberkan bahwa ada satu orang yang memilih untuk menyerahkan diri kepada petugas.
Tiba di Mako Armatim Surabaya, KRI Ardadedali-404 Gantikan Kapal Selam U-209 yang Sudah Uzur
"Ada empat yang tewas karena melakukan perlawanan dan di lokasi lain satu orang yang menyerahkan diri ke petugas. Itu lebih baik," tuturnya. (*)