Asal Usul Umpatan Janc*k Ala Jawa Timuran, Ternyata Nama Seniman, Ini Karyanya

Dari segi bahasa bahkan setiap daerah punya dialek dan corak tersendiri. Tak terkecuali umpatan (berkata kotor).

Editor: Suci Rahayu PK
Kolase/http://ensembles.mhka.be
Asal usul umpatan Janc*k 

TRIBUNJAMBI.COM - Di Indonesia hampir semua daerahnya mempunyai bahasa khas masing-masing.

Hal itu karena Indonesia merupakan negara kesatuan yang terdiri dari bermacam suku, budaya, ras, kepercayaan hingga masakan dan bahasa.

Itu semua merupakan kekayaan intelektual bangsa Indonesia yang harus dijaga dan dihormati keberadaannya.

Baca: Kisah Lia Apriyana dari Gadis Tomboy Tekuni Modelling, Katanya Itu Hobi yang Elegan

Dari segi bahasa bahkan setiap daerah punya dialek dan corak tersendiri.

Tak terkecuali umpatan (berkata kotor).

Di daerah Jawa Timur terkenal akan kata umpatan Janc*k yang sudah lama ada dan seakan menjadi trademark dari sana.

Namun apakah kalian tahu bahwa kata umpatan janc*k tidak begitu saja ditemukan dan diucapkan.

Rupanya asal muasal kata Janc*k sudah ada semenjak tahun 1945.

Sebenarnya Janc*k merupakan nama seorang seniman lukis (pelukis) asal Belanda bernama Jan Cox.

Jan Cox lahir di Den Haag, 27 Agustus 1919.

Jan Cox
Jan Cox ()

Ia merupakan pelukis terkenal di Belanda dan Belgia karena karyanya yang fenomenal.

Tapi anehnya Jan Cox sama sekali tak pernah menginjakkan kakinya di Indonesia.

Karya lukisannya pun tidak ada yang di Indonesia.

Lantas bagaimana namanya bisa terdengar sampai ke Indonesia tepatnya di Surabaya, Jawa Timur? jangankan orangnya, lukisannya pun masyarakat Indonesia tidak tahu.

Salah satu karya Jan Cox bernama Happy New Year 1957
Salah satu karya Jan Cox bernama Happy New Year 1957 ()

Rupanya, saat pasukan NICA Belanda yang membonceng Inggris mendarat di Surabaya untuk melucuti senjata tentara Jepang, di salah satu tank mereka tertulis nama Jan Cox.

Baca: Ternyata Suara Aman Abdulrrahman yang Dipakai untuk Tenangkan Napiter di Mako Brimob, Ini Katanya

Menulis nama sesuatu atau seseorang di badan macam tank, pesawat, atau bom memang jamak dilakukan oleh para tentara zaman Perang Dunia II.

Kemungkinan besar awak operator tank yang berasal dari Belanda amat mengidolai pelukis itu.

Tank itu berjenis M3A3 Stuart buatan Amerika Serikat yang menjadi inventaris tentara Belanda.

Tank Stuart Belanda dengan tulisan Jan Cox di turret meriamnya
Tank Stuart Belanda dengan tulisan Jan Cox di turret meriamnya ()

Bisa ditebak akhir dari pendaratan NICA dan Inggris di Surabaya berakhir dengan pecahnya pertempuran 10 November 1945.

Nah, para Tentara Keamanan Rakyat (TKR/TNI kala itu) kemudian melihat tulisan Jan Cox di badan tank Stuart.

Uniknya nama Jan Cox kemudian diadopsi oleh para prajurit TKR untuk mengidentifikasi kalau ada tank milik musuh datang.

Mungkin juga jikalau prajurit TKR menyebut Jan Cox hati mereka seakan kecut dan kesal lantaran harus berhadapan dengan kendaraan lapis baja musuh dalam pertempuran.

Baca: Bukan Prabowo atau AHY, Sosok Ini yang Diprediksi Bisa Kalahkan Jokowi, Ini 3 Alasannya

Asal tahu saja para prajurit TKR saat itu tidak dibekali senjata anti-tank sehingga akan menyulitkan mereka melawan kendaraan lapis baja musuh.

Karena saat pertempuran banyak tank milik Belanda yang berseliweran, maka para prajurit TKR sering berkata Jan Cox, Jan Cox! yang maksudnya mengidentifikasi kalau adanya kendaraan lapis baja musuh.

Lama kelamaan pengunaan kata Jan Cox menjadi bahasa serapan masyarakat Surabaya hingga sekarang dan berubah kosakata menjadi Janc*k yang merupakan umpatan khas Jawa Timuran.

Jan Cox meninggal pada tanggal 7 Oktober 1980 di Antwerp, Belgia. (Seto Aji/Grid)

Sumber: Grid.ID
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved