Isabel Peron - Presiden Perempuan Pertama di Dunia, Profil dan Skandal saat Memimpin

Tapi, siapakah perempuan pertama yang menjabat sebagai presiden suatu negara? Jawabannya Isabela Peron. Dia merupakan mantan

Editor: Suci Rahayu PK
AFP
Isabel Peron saat masih menjabat sebagai presiden Argentina, melambaikan tangan kepada kerumunan pada 22 September dari balkoni Istana Kepresidenan Pink House, Plaza de Mayo, Buenos Aires, Argentina. 

Pria paruh baya itu sangat terkesan oleh pesona Isabel, kemudian menjadikan perempuan muda tersebut sebagai sekretaris pribadinya.

Juan Peron berusia 35 tahun lebih tua dibandingkan usia Isabel dan kehilangan istrinya keduanya, Eva, beberapa tahun sebelumnya.

Meninggalkan karier menari, Isabel menemani Peron ke pengasingannya di Madrid dan menikah pada 1961. Dia beberapa kali mengunjungi Argentina pada 1960 dan awal 1970-an untuk membangun dukungan bagi suaminya.

Juan Peron kembali ke Argentina untuk mencalonkan diri sabagi presiden pada 1973. Isabel dipilih menjadi wakilnya atas saran penasihat dekatnya, Jose Lopez Rega.

Juan Peron memenangkan pemilihan dengan raihan suara 62 persen dan memulai masa jabatan periode ketiga sebagai presiden Argentina pada Oktober 1973.

Isabel Peron bersama dengan Menteri Kesejahteraan Sosial Jose Lopez Rega (kiri) di Buenos Aires. (AFP)
Isabel Peron bersama dengan Menteri Kesejahteraan Sosial Jose Lopez Rega (kiri) di Buenos Aires. (AFP) ()


Isabel menjadi Ibu Negara sekaligus wakil presiden. Namun, kesehatan Juan Peron memburuk dan perlahan Isabel mulai mengambil lebih banyak tanggung jawab politik.

Pada Juni 1974, presiden menderita serangkaian serangan jantung. Juan Peron wafat pada 1 Juli 1974, Isabel Peron secara resmi menjadi presiden.

Dia tak hanya menyabet gelar perempuan presiden pertama di Argentina, tapi juga di dunia.

Rezim Isabel

Pemerintahan Isabel harus menerima warisan berupa gejolak inflasi, kerusuhan buruh, dan kekerasan politik.

Dia berupaya menyelesaikan masalah dengan menunjuk menteri kabinet baru, mencetak uang untuk membayar utang luar negeri, dan dibujuk untuk menyatakan keadaan darurat.

Pembunuhan akibat masalah politik terus meningkat, termasuk pembunuhan terhadap Kepala Polisi Buenos Aires Alberto Villar dan istrinya.

Isabel mulai kehilangan dukungan publik setelah serangkaian pembunuhan bermotif politik.

Persahabatannya dengan Menteri Kesejahteraan Sosial Jose Lopez Rega yang terlibat korupsi makin menambah citra buruk padanya.

Isabel Peron berada di Buenos Aires pada 8 Juli 1995. (AFP/Sergio Goya)
Isabel Peron berada di Buenos Aires pada 8 Juli 1995. (AFP/Sergio Goya) ()


Militer mendesaknya untuk mundur, namun dia dengan keras kepala menolak. Situasi ekonomi dan politik kian memburuk.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved