Inilah Sosok Abu Afif, Napi Terorisme Pemicu Kerusuhan di Rutan, Begini Nasibnya Usai Diserbu Polisi

Pasien yang dibawa dengan kursi roda dan diselimuti selimut oranye adalah narapidana terorisme.

Editor: bandot
KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG
Seorang pasien dikawal anggota kepolisian untuk dirawat di ruang identifikasi forensik di RS Polri, Jakarta Timur, Kamis (10/5/2018). Belum diketahui secara pasti siapakah pasien tersebut terlibat dalam kerusuhan yang terjadi di Mako Brimob, Depok, sejak Selasa (8/5/2018).(KOMPAS.com/GARRY ANDREW LOTULUNG) 

"Bisa. Kan' baru masuk, masa langsung membaik," kata Edi di RS Polri Kramatjati, Jakarta Timur, Kamis (10/5/2018).

Saat ini, pihak dokter sedang melakukan pemeriksaan laboratorium forensik, termasuk melakukan pemeriksaan rontgen.

"Nanti dilihat dievaluasi dulu. Biasanya 2x48 jam baru kita bisa bisa lihat. Nanti kan' ada pemeriksaan laboratorium, pemeriksaan rontgen. Observasi dulu," kata Edi.

Sejumlah petugas berjaga pasca kerusuhan di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat, Rabu (9/5/2018). Kerusuhan terjadi di dalam rutan yang ada di lokasi tersebut pada Selasa (8/5/2018) malam.(MAULANA MAHARDHIKA)
Sejumlah petugas berjaga pasca kerusuhan di Mako Brimob, Depok, Jawa Barat, Rabu (9/5/2018). Kerusuhan terjadi di dalam rutan yang ada di lokasi tersebut pada Selasa (8/5/2018) malam.(MAULANA MAHARDHIKA) (MAULANA MAHARDHIKA)

Sebelumnya, terjadi kerusuhan disertai penyanderaan di Mako Brimob. Kerusuhan itu, telah berakhir sekira pukul 07.15 WIB Kamis (10/5/2018).

Wakapolri Komjen Syarifudin mengatakan operasi berjalan selama 36 Jam sejak Selasa (8/5/2018) malam dan sebanyak 155 tahanan disebut terlibat dalam penyanderaan tersebut.

Pasca kerusuhan, seluruh narapidana kasus terorisme di Mako Brimob akan dipindahkan ke Lapas Nusakambangan, Cilacap, Jawa Tengah.

Pada kasus ini, lima anggota polri gugur.

Sementara, satu orang narapidana teroris juga meninggal karena ditembak.

Insiden di Mako Brimob, Selasa (8/5/2018) malam, diduga diawali oleh Wawan. Bermula saat ia dibesuk keluarganya yang juga membawa makanan.

Namun, pengawal dari kepolisian melarang pemberian makanan itu dan Wawan marah. Wawan memprovokasi tahanan lain untuk membuka paksa sel mereka, hingga terjadi insiden di Mako Brimob. (*)

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved