20 Tahun Hamidah Habiskan Waktu di Kamar Sempit dan Pengap, Keluarga Ngaku Terpaksa

Dengan beralas kain Hamidah lebih sering berbaring di ruang yang pengap tanpa jendela tersebut. Hamidah yang tidak pernah

Editor: Suci Rahayu PK
BANJARMASINPOST.co.id/reni kurnia wat
Hamidah 

Pengobatan gangguan jiwa bervariasi, bahkan ada juga pasien yang hanya memerlukan waktu satu minggu keadaannya sudah stabil.

Namun anggota keluarga tidak perlu khawatir karena penanganan pasien tidak dibatasi hari. Menunggu benar benar stabil baru akan dipulangkan, anggota keluarga juga tidak perlu selalu berada di rumah sakit jika memang memiliki kesibukan lain.

Karena sudah ada perawat yang menjaga dan membantu pasien, hanya di jenguk beberapa hari sekali untuk mengirimkan baju bersih.

dr Satti menambahkan banyaknya kepercayaan masyarakat akan adanya pengaruh gaib terhadap kondisi yang dialami pasien itu merupakan sebuah hak termasuk mencari pengobatan alternative,namun jika dengan pengobatan alternative tidak bisa menyembuhkan diharapkan bisa segera membawanya ke Rumah Sakit untuk mendapatkan pengobatan secara medis.

Baca: Buaya Seberat 250 Kg Terkam Bocah saat Mandi di Sungai

Kepala Puskesmas Haur Gading dr Yenny Kusuma Dewi mengatakan untuk pasien gangguan kejiwaan di Kecamatan Haur Gading berjumlah sekitar 30 pasien yang sudah rawat jalan.

“Biasanya keluarga pasien langsung mengambil ke Puskesmas, namun kami juga tetap melakukan kunjungan rutin untuk melihat kondisi pasien,” ungkapnya.

Dan masih ada tiga pasien yang masih mengalami pemasungan, dr Yenny berharap dengan adanya kunjungan ini keluarga pasien setuju untuk memberikan pengobatan.
“Kami akan membantu akomodasi untuk mengantarkan pasien kerumah sakit,” ungkapnya.

Artikel ini telah tayang di banjarmasinpost.co.id dengan judul Perempuan Ini 20 tahun Dikurung di Kamar Sempit dan Pengap, Ternyata Ini yang Terjadi, 

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved