Wow, Inilah Hasil Survei Median, Jika Prabowo Dipasangkan Jokowi

Populasi survei ini adalah seluruh warga Indonesia yang memiliki hak pilih. Sampelnya sebanyak 1200 responden.

Editor: Duanto AS
Presiden Republik Indonesia terpilih Joko Widodo mengunjungi Ketua Umum Partai Gerindra yang juga mantan pesaingnya dalam Pilpres lalu, Prabowo Subianto, di Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Jumat (17/10/2014). Dalam pertemuan tersebut Jokowi bersilaturahmi dan mengundang Prabowo untuk menghadiri pelantikan Presiden Seni 20 Oktober mendatang.(TRIBUNNEWS / DANY PERMANA) 

TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Mayoritas pendukung Prabowo Subianto tidak setuju apabila Ketua Umum Partai Gerindra itu menjadi calon wakil presiden dan berpasangan dengan petahana Joko Widodo.

Hal ini diketahui berdasarkan survei Media Survei Nasional (Median) 24 Maret-6 April 2018.

Survei awalnya mengukur elektabilitas setiap calon.

Hasilnya, Prabowo mendapatkan 20,4 persen suara responden, sementara Jokowi sebagai petahana masih teratas dengan 36,2 persen.

Survei lantas bertanya kepada 20,4 persen pemilih Prabowo: jika pada saat pilpres nanti, Prabowo menjadi wakil Jokowi, apakah anda bersedia/tidak bersedia memilih mereka?

Hasilnya, hanya 16,7 persen pemilih Prabowo yang bersedia memilih pasangan Jokowi-Prabowo. Sebanyak 66,7 persen lainnya menyatakan tidak bersedia memilih Jokowi-Prabowo.

Sementara 16,7 responden pemilih Prabowo lainnya tidak menjawab.

Baca: Suseno Sebut Hanya Jalankan Perintah Erwan Malik, Sebut Juga Nama Zumi Zola

Baca: Intip Foto Lama Jokowi dan Prabowo Naik Kuda Berdua, Peristiwa di Hambalang

Baca: 5 Direktur Perusahaan di Jambi Diperiksa KPK, Kasus Dugaan Gratifikasi Tersangka Zumi Zola

Direktur Riset Median Sudarto mengatakan, mayoritas pemilih Prabowo memang sejak awal tidak cocok dengan Jokowi. Oleh karena itu, mayoritas dari mereka tidak sepakat apabila Prabowo menjadi cawapres Jokowi.

"Agak susah menyatukan Jokowi dan Prabowo, seperti minyak dan air," kata Sudarto.

Oleh karena itu, wacana menduetkan Jokowi-Prabowo yang saat ini berhembus, ia nilai sulit untuk terwujud. Sebab, sudah terjadi polarisasi pemilih kedua tokoh itu sejak pilpres 2014 lalu.

"Masing-masing punya konstituen yang tidak suka satu sama lain," ujarnya.

Populasi survei ini adalah seluruh warga Indonesia yang memiliki hak pilih.  Sampelnya sebanyak 1200 responden. Margin of error survei ini adalah plus minus 2,9 persen dengan tingkat kepercayaan 95 persen. Artinya, ada peluang angka survei meleset lebih besar atau kecil sampai 2,9 persen.

Halaman
12
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved