Keindahan Lubuk Penyengat di Muaro Sebo, Sudah Datangkan 100 Ribuan Wisatawan

Di Desa Baru Kecamatan Muara Sebo, Kabupaten Muaro Jambi terdapat aliran sungai yang awalnya dipenuhi pohon liar

Penulis: Samsul Bahri | Editor: Nani Rachmaini
tribunjambi/samsul bahri
Objek wisata Lubuk Penyengat di Desa Baru Kecamatan Muara Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. 

Laporan Wartawan Jambi, Samsul Bahri

TRIBUNJAMBI.COM, SENGETI - Di Desa Baru Kecamatan Muara Sebo, Kabupaten Muaro Jambi terdapat aliran sungai yang awalnya dipenuhi pohon liar dan rerumputan.

Kini aliran sungai tersebut dimanfaatkan oleh sekelompok komunitas yang mengubah aliran sungai ini menjadi objek wisata yang menarik untuk  wisatawan.

Komunitas Muaro Danau namanya. Komunitas ini diketuai oleh Ayani dan beranggotakan 15 orang.

Objek wisata Lubuk Penyengat di Desa Baru Kecamatan Muara Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.
Objek wisata Lubuk Penyengat di Desa Baru Kecamatan Muara Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. (tribunjambi/samsul bahri)

Sukirman salah seorang anggota komunitas ini menceritakan bahwa ide ini mucul karena keprihatinannya terhadap sungai yang kian semak tanpa dimanfaatkan.

Objek wisata Lubuk Penyengat di Desa Baru Kecamatan Muara Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.
Objek wisata Lubuk Penyengat di Desa Baru Kecamatan Muara Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. (tribunjambi/samsul bahri)

"Kita lihat sungai ini semak dan tidak dimanfaatkan oleh masyarakat sini. Akhirnya saya ajak kawan-kawan untuk membersihkan lahan tidur ini ," ujarnya.

Lantas setelah sungai itu dibersihkan, komunitas ini mencari ide-ide bagaimana sungai ini tidak hanya menjadi bersih namun juga bisa dimanfaatkan untuk banyak orang.

"Kami kembangkan sampai lah saat ini menjadi objek wisata," jelasnya.

Objek wisata Lubuk Penyengat di Desa Baru Kecamatan Muara Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi.
Objek wisata Lubuk Penyengat di Desa Baru Kecamatan Muara Sebo, Kabupaten Muaro Jambi, Provinsi Jambi. (tribunjambi/samsul bahri)

Lebih lanjut Ia menjelaskan bahwa selama proses pembuatan wisata buatan ini pihaknya menggunakan dana dari iuran swadaya anggota komunitas.

Destinasi wisata ini dinamakan objek wisata Lubuk Penyengat. Awalnya objek wisata ini mengembangkan lahan warga untuk dijadikan sebagai tempat spot-spot untuk berfoto.

Namun hingga saat ini, Sukirman selaku pengelola telah mengembangkan objek wisata ini. Salah satunya yaitu pemanfaatan sungai tadi.

Pihaknya saat ini telah menawarkan bagi wisatawan untuk mengelilingi sungai ini dengan menggunakan perahu.

Cukup membayar Rp 5.000 per orang, sudah bisa menikmati aliran sungai ini selama satu jam.

Untuk biaya masuk objek wisata ini, pengunjung hanya dikenakan biaya sebesar Rp 5.000 per orang dengan dikenakan tarif parkir Rp 2.000 rupiah.

Tidak hanya itu, pihaknya menawarkan 13 spot foto bagi pengunjung serta memawarkan sewa pondok bagi pengunjung yang ingin bersantai.

"Untuk pondok itu kita sewa seharga Rp 30.000. Itu sepuasnya," jelasnya.

Tidak hanya itu ia menjelaskan bahwa pihaknya juga menawarkan jasa foto prawed. Selain itu juga menyediakan tempat cetak foto.

"Untuk prawed dikenakan biaya Rp 100 ribu, itu sepuasnya. Kita juga sediakan cuci foto. Satu foto dihargai Rp 10 ribu," tuturnya.

Ramlah, seorang pengunjung yang berasal dari Muara Sabak mengatakan bahwa dia sudah dua kali datang ke sini bersama keluarganya.

"Ini kunjungan kita yang kedua, memang tempatnya asik. Sebelumnya kan hanya spot-spot foto sekarang sudah ditambah dengan wisata sungai. Jadi makin menarik," sampainya.

Hal senada juga disampaikan oleh Lukman, ia mengaku ini baru pertama kali ia berkunjung.

"Saya baru pertama kali ke sini. Kesannya tempatnya memang bagus, jadi berasa di pedesaan dengan sungai yang sudah bersih," jelasnya.

Wisata yang telah beroperasi hampir satu tahun ini telah mendatangkan 100 ribuan lebih pengunjung.

Ia mengungkapkan bahwa pengunjung tidak hanya datang dari lokal tetapi juga ada dari luar negeri.

"Dari luar kota itu ada dari Jogja, Bandung, Ternate. Ada juga dari luar negeri seperti Malaysia, Singapura, Australia, dan Inggris," ungkapnya.

Tidak hanya itu, belum lama ini Ia mengatakan bahwa Wakil Bupati Bangka Barat, Markus mendatangi tempat wisata ini.

"Iya beliau datang,sengaja mampir katanya. Dia juga merespon dengan adanya sungai yang dijadikan objek wisata. Beliau juga ingin membawa konsep kita ke Bangka," katanya.

Sukirman menjelaskan bahwa ke depan pihaknya akan menyediakan makanan khas desa di antaranya lempeng togok, air putih pandan wangi, dan kopi santan.

"Kita akan terus kembangkan objek wisata ini. Sehingga tidak hanya tetap di tempat," pungkasnya.(*)

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved