Selalu Disalahkan dan Sampai Ada Generasinya, Apakah Micin Membuat Orang Jadi Bodoh?

Belakangan, kita kerap mendengar ucapan "kebanyakan micin", "butuh asupan micin," atau " generasi micin."

Editor: Andreas Eko Prasetyo
Ilustrasi 

Sebut saja tomat, keju, jamur, buah, sayur, bahkan ASI atau air susu ibu juga mengandung glutamat.

Dengan kata lain, sebenarnya micin atau MSG, tanpa ditambahkan pun sudah terkandung dalam makanan alami.

Merk Dagang

Menyadari keberhasilannya merumuskan molekul kristal yang disebut umami tersebut, Ikeda kemudian mulai berpikir untuk memproduksinya secara massal.

Pada 1909, Ikeda mendirikan merk dagang Ajinomoto (dalam bahasa Jepang berarti esensi rasa) untuk memproduksi temuannya.

Kala itu, bahan tambahan dalam masakan ini dibuat dengan memfermentasi protein nabati.

Sayangnya, micin tak langsung diterima pasar.

Ajinomoto sempat kesulitan menarik perhatian konsumen.

Bahkan, pada empat tahun pertama mereka tidak menghasilkan keuntungan.

Tahun 1931 adalah titik balik dari difusi MSG.

Tahun tersebut, Ajinomoto sangat digandrungi oleh masyarakat.

Apalagi, setelahnya, produk ini secara resmi digunakan di meja kaisar.

Kontroversi

Ketenaran micin bukan tanpa batu sandungan.

Bahan penyedap rasa ini sering dikaitkan dengan berbagai hal buruk, misalnya membuat bodoh atau sakit.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved