Kenalan Dengan Si Cantik Ghea Cahya Yulitha, Duta Bahasa Provinsi Jambi 2017
Misalnya microfon yang dalam bahasa Indonesia adalah pelantang, food court atau pujasera, flashdish atau diska lepas, laptop atau komputer jinjing
“Dapet sesuatu itu pasti karena banyak sekali pelajaran yang didapatkan dari berbagai orang di Indonesia. Di sana kita benar-benar menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar bukan bahasa gaul,” tuturnya.
Bahasa Indonesia yang Terlupakan
Ghea mengungkapkan sebenarnya dalam keseharian tanpa sadar masyarakat sering menggunakan bahasa serapan yang sebenarnya ada dalam bahasa Indonesia. Misalnya microfon yang dalam bahasa Indonesia adalah pelantang, food court atau pujasera, flashdish atau diska lepas, laptop atau komputer jinjing, dan sebagainya.
“Saya pun menerapkan juga hal itu. Saya suka menulis, ketika menulis cerita saya cenderung menggunakan bahasa Indonesianya. Jadi lebih sering membuka KBBI untuk mengetahui bahasa Indonesianya,” ungkapnya.
Baca: Polda Jambi Ringkus Pelaku Pedofilia, Tersangka Mencabuli 4 Orang Warga Jambi
Dalam hal menulis ia mendapat inspirasi dari banyak hal. Biasanya kehidupan sehari-hari, sering mendengar cerita dari teman-teman kemudian menyalurkan ke cerpen. Penulis favoritnya adalah Tere Liye dan Dee Lestari.
“Kadang dapet inspirasi saat nonton drama Korea. Dalam drama Korea itu mereka hebat banget dalam membuat karakter dan menghadapi permasalahan. Sehingga sebagai yang menonton jadi mendapat pelajaran dalam menghadapi orang itu tidak bisa sama karena karakternya berbeda,” tutupnya. (nurlailis)
Biodata
Nama: Ghea Cahya Yulitha
TTL: 8 Juli 1996
Pendidikan: Mahasiswi Teknik Geologi Universitas Jambi
Hobi: membaca, menulis, menari
Motto hidup: miliki mimpi dan lakukan yang terbaik
Prestasi:
Juara 1 Duta Bahasa Provinsi Jambi 2017