Ramalan Kiamat yang Segera Terjadi di Planet Bumi Menurut Stephen Hawking, Dia Peringatkan Hal Ini
Penyebab kematian pria yang dikenal dengan teori di bidang kuantum itu karena komplikasi penyakit sklerosis lateral amiotrofik
TRIBUNJAMBI.COM - Fisikawan asal Inggris Stephen Hawking meninggal dunia.
Berita duka yang datang dari dunia sains tersebut mengejutkan banyak orang.
Stephen Hawking, salah satu fisikiawan terbesar dikabarkan meninggal dunia.
Hal ini dikonfirmasi langsung oleh keluarga Hawking.
Tribunstyle melansir dari Kompas.com, "Kami sangat sedih karena ayah tercinta kami telah meninggal dunia hari ini," ungkap Lucy, Robert, dan Tim, anak-anak Hawking, dikutip dari Sky News, Rabu (14/3/2018).
Diduga kuat, penyebab kematian pria yang dikenal dengan teori di bidang kuantum itu karena komplikasi penyakit sklerosis lateral amiotrofik.
Baca: Stephen Hawking Prediksi 3 Kejadian Mengerikan Ini Bakal Terjadi Pada Masa Depan Bumi dan Manusia
Setahun sebelum meninggal, Stephen Hawking pernah memperingatkan manusia untuk mencari planet alternatif lain.

Dia berpendapat bahwa kelestarian manusia bergantung pada cara mereka mencari rumah baru di luar Bumi.
Dia percaya, pencarian planet baru layak huni harus dimulai dari sekarang.
Hal itu dia sampaikan dalam konferensi pers seni dan sains Starmus di London.
Seperti yang Tribunstyle lansir dari Hai Online, “Saya sangat percaya kita harus mulai mencari planet alternatif yang mungkin dihuni,” katanya.
“Kita kehabisan ruang di Bumi dan kita perlu menerobos keterbatasan teknologi yang mencegah kita hidup di tempat lain di alam semesta,” imbuhnya.
Sekitar bulan November 2017, Stephen Hawking memperingatkan pada para pendengarnya bahwa planet Bumi ini bisa saja hancur.
Baca: Kiamat Tinggal 100 Tahun Lagi: Prediksi Kontroversial Stephen Hawking, Ilmuwan Jenius Dunia
Dia menyebut manusia hanya punya waktu sekitar 583 tahun lagi untuk mencari tempat tinggal yang baru sebelum akhirnya Bumi berubah menjadi bola panas dan memanggang isinya.

Stephen Hawking berpendapat bahwa umat manusia harus menghadapi pesatnya pertumbuhan populasi di beberapa abad ke depan.
Menurutnya, populasi dunia meningkat dua kali lipat setiap 40 tahun.
"Pada tahun 2600, populasi bumi akan meningkat pesat dan konsumsi listrik yang berlebihan juga akan membuat planet ini jadi sangat panas. Dan ini tidak bisa dipertahankan," katanya dikutip dari Geekwire, Selasa (7/11/2017).
Stephen Hawking bukanlah satu-satunya ilmuwan yang mengusulkan spesies mutli-planet.
Pendiri SpaceX, Elon Musk juga memiliki rencana akbar untuk meluncurkan koloni luar angkasa dalam waktu 100 tahun mendatang.

Terlebih lagi, NASA juga telah menyatakan bahwa misi Mars miliknya berhasil membantu menempatkan manusia secara permanen ke planet lain.
Saat masih hidup, Stephen Hawking juga pernah bekerja sama dengan Yuri Milner, seorang miliuner Rusia, untuk mencari planet baru layak huni.
Namun, belum ada planet layak huni yang ditemukan di Alpha Centauri.
Kendati demikian, banyak pakar yang mengatakan bahwa salah satu planet layak huni mungkin ada di sana.
Kalau misi ini membuahkan hasil, akan menjelaskan mengenai diri kita seperti halnya mengenai Alpha Centauri," kata Milner pada konferensi pers di New York. (Tribunstyle/ Irsan Yamananda)