GALERI FOTO: Nilai Tukar Petani Jambi Turun Dibanding Bulan Lalu, Simak Rinciannya
Menurut data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, perkembangan nilai tukar petani (NTP) tahun ini sebesar 101,98 atau turun 0,27 persen
Penulis: Fitri Amalia | Editor: Fifi Suryani
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Fitri Amalia
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Menurut data dari Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, perkembangan nilai tukar petani (NTP) tahun ini sebesar 101,98 atau turun 0,27 persen dibanding NTP bulan sebelumnya.
"Penurunan NTP dikarenakan indeks harga yang diterima petani turun sebesar 0,15 persen sedangkan indeks harga yang dibayar petani atau indeks naik sebesar 0,12 persen," jelas Dadang Hardiwan, Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jambi, Selasa (13/3).

Baca: Persiapan Pembangunan Sejak 2015, Butuh Dana Hingga Rp 200 Juta
Ia menyampaikan, peningkatan terjadi pada tiga subsektor, yaitu subsektor Tanaman Pangan naik sebesar
0,94 persen, subsektor Peternakan yang naik sebesar 0,22 persen serta subsektor Perikanan yang naik sebesar 1,27 persen.
Penurunan NTP terjadi pada dua subsektor, yaitu subsektor Hortikultura turun sebesar 0,31 persen dan subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun sebesar 0,88 persen.
Indeks Harga yang diterima petani (It) pada Februari 2018 turun sebesar 0,15 persen dibandingkan It Januari 2017, yaitu dari 132,46 menjadi 132,27. Kenaikan It terjadi pada tiga subsektor, yaitu subsektor Tanaman Pangan naik sebesar 1,08 persen, subsektor Peternakan naik sebesar 0,18 persen serta subsektor Perikanan yang naik sebesar 1,24 persen.
Terdapat penurunan nilai It pada dua subsektor. Subsektor Hortikultura turun sebesar 0,21 persen, sedangkan subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat turun sebesar 0,71 persen.

Baca: Layanan Lacak OK Bagi Warga yang Mendatangi OJK Jambi
Baca: Bupati Sumbang Rp 10 Juta, Wabup Ikut Berbisik
Pada indeks harga yang dibayar petani (Ib) Pada Februari 2018, naik sebesar 0,12 persen bila dibanding dengan Januari 2018, yaitu dari 129,55 menjadi 129,70. Melalui indeks harga yang dibayar petani (Ib) dapat dilihat fluktuasi harga barang dan jasa yang dikonsumsi oleh masyarakat perdesaan, khususnya petani yang merupakan bagian terbesar dari masyarakat perdesaan, serta fluktuasi harga barang dan jasa yang diperlukan untuk memproduksi hasil pertanian.
Peningkatan terjadi pada tiga subsektor, yaitu subsektor Tanaman Pangan naik sebesar 0,14 persen, subsektor Hortikultura naik sebesar 0,10 persen serta subsektor Tanaman Perkebunan Rakyat naik sebesar 0,17 persen. Terjadi penurunan Ib pada dua subsektor, yaitu subsektor Peternakan turun sebesar 0,04 persen serta subsektor Perikanan yang turun sebesar 0,03 persen.
Baca: Panwaslu Tanjabtim Akan Surati Pengurus Parpol Terkait Baleho Kampanye Bacaleg
Baca: Bupati Lakukan Peletakan Batu Pertama Pembangunan Musala SMAN 1
Baca: Upaya MUI Cegah Aliran Sesat Masuk ke Kabupaten Muarojambi
Ia juga mengatakan, nilai tukar petani menurut subsektor tanaman pangan, nilai tukar petani pada Februari 2018
sebesar 98,71 atau naik 0,94 persen. Pada bulan ini It naik sebesar 1,08 persen sedangkan Ib naik sebesar 0,14 persen.
Kenaikan It dipengaruhi oleh indeks yang diterima petani padi yang naik sebesar 1,47 persen. Sedangkan peningkatan pada Ib dipengaruhi oleh indeks konsumsi rumah tangga yang naik sebesar 0,08 persen dan indeks biaya produksi yang naik sebesar 0,42 persen.
Pada Subsektor Hortikultura (NTPH)
Pada Februari 2018, NTP untuk subsektor ini turun sebesar 93,31 atau 0,31 persen. Pada bulan ini nilai It turun sebesar 0,21 persen sedangkan Ib naik sebesar 0,10 persen.
Penurunan It dipengaruhi indeks yang diterima petani sayur-sayuran yang turun sebesar 1,69 persen dan indeks yang diterima petani tanaman obat yang turun sebesar 1,59 persen. Peningkatan Ib dipengaruhi indeks konsumsi rumah tangga yang naik sebesar 0,10 persen dan indeks biaya produksi yang naik sebesar 0,14 persen.
Baca: GALERI FOTO: Muarojambi Jadi Tempat Pembuatan Film Jerman The Green Lie, Bakal Tayang
Baca: VIDEO: Pesawat Angkut 71 Penumpang Termasuk Anak-anak Jatuh, 60 Diperkirakan Tewas
Baca: VIRAL-Video Seorang Pria Minta Maaf ke Cabup Al Haris, Mengaku sebagai Mata-mata Orang Ini
Baca: KEJAM - Bayi Umur 4 Hari jadi Yatim, Gara-gara Ayah Tak Mampu Membendung Nafsu
Nilai Tukar Petani untuk subsektor Perkebunan Rakyat (NTPR) pada Februari 2018 sebesar 106,81 atau turun 0,88 persen. Penurunan ini dipengaruhi oleh It yang turun sebesar 0,71 persen sedangkan Ib naik sebesar 0,17 persen. Peningkatan pada Ib dipengaruhi indeks konsumsi rumah tangga yang naik sebesar 0,07 persen dan indeks biaya produksi yang naik sebesar 0,79 persen.
Untuk subsektor Peternakan (NTPT) sebesar 98,34 atau naik 0,22 persen. Nilai It pada subsektor Peternakan naik sebesar 0,18 persen sedangkan Ib turun sebesar 0,04 persen. Kenaikan pada It dipengaruhi oleh indeks kelompok ternak besar sebesar 0,15 persen, indeks kelompok ternak kecil yang naik sebesar 0,24 persen serta indeks kelompok unggas yang naik sebesar 0,24 persen. Penurunan pada Ib dipengaruhi indeks biaya produksi yang turun sebesar 0,08 persen.
Nilai Tukar Petani pada subsektor Perikanan (NTNP) Februari 2018 sebesar 102,73 atau naik 1,27 persen. Pada bulan ini It naik sebesar 1,24 persen sedangkan Ib turun sebesar 0,03 persen. Penurunan Ib dipengaruhi oleh indeks konsumsi rumah tangga yang turun sebesar 0,19 persen.
Nilai Tukar Petani pada subsektor Perikanan terbagi dua, Kelompok Perikanan Tangkap dan Kelompok Perikanan Budidaya.
Nilai Tukar Nelayan naik sebesar 1,12 persen pada Februari 2018. Indeks yang diterima nelayan naik sebesar 1,07 persen sedangkan indeks yang dibayar nelayan turun sebesar 0,06 persen.
Pada kelompok perikanan budidaya, nilai tukar pembudidaya ikan naik sebesar 1,46 persen, dari 93,94 menjadi 95,31 pada Februari 2018. Indeks yang diterima pembudidaya ikan naik sebesar 1,45 persen, sedangkan indeks yang dibayar pembudidaya ikan turun sebesar 0,01 persen.