Prostitusi Online Gunakan Aplikasi Ini untuk 'Transaksi', Pesan Otomatis Terhapus dan Nego Harga

Dahulu para pekerja seks komersil (PSK) melakukan cara konvensional yakni mangkal di emperan atau di jalan, kini hanya bermodal intenet dan

Editor: Suci Rahayu PK

Jingga selalu memperhatikan kesehatannya. Ia selalu minum susu untuk kondisi.

"Kalau sakit (di kemaluan) tidak. Namun sering merasa lelah. Saya selalu minum susu," ujar Mawar.

Pelanggan yang ia layani tidak hanya orang Manado saja. Ada juga yang menjadi tamunya berasal dari luar Manado seperti Ternate.

"Selain Ternate ada juga beberapa orang dari luar yang sudah bekerja di Manado," ujar Jingga

Uang hasil main, Jingga gunakan untuk kehidupan dua anaknya baik untuk makan dan sekolah.

"Saya sudah pernah menikah tapi berpisah dengan suami. Saya memiliki dua orang anak," ujar Jingga

Untuk tinggal, Jingga menumpang di rumah milik tantenya di Kecamatan Malalayang.

"Dua anak saya tinggal disana bersama tante saat saya bekerja. Kedua orangtua saya sudah meninggal. Keluarga saya yang lain tidak ada yang tahu pekerjaan saya. Yang mereka tahu saya bekerja di Man (satu pusat perbelanjaan di Manado). Setiap hari jam 7 malam saya pulang ke rumah," ujar Jingga

Kisah Jingga menjadi seorang PSK juga ada suka dan duka. Jingga mengatakan pernah satu waktu, ada tamu seorang lelaki yang mengaku dokter muda.

"Ia datang hanya memberikan saya uang Rp 500 ribu. Dia tidak mau main. Bahkan dia mengajak untuk menikah. Saya menolak, karena saya merasa saya tidak pantas dengan dia. Saya tidak jujur dengan dia. Dia tidak tahu kalau saya sudah punya dua anak," ujar Jingga

Selain itu, lanjut Jingga dia takut nantinya dalam beberapa bulan atau dalam beberapa tahun sikap lelaki yang mengaku dokter muda tersebut akan berubah hanya karena pekerjaannya PSK.

Selama setengah tahun bekerja sebagai PSK, Jingga juga pernah diperlakukan kasar oleh tamu.

"Saat itu saya dan tamu sedang bermain. Namun lama kelamaan tamu itu kasar. Dia sudah pukul saya. Lalu kata dia saya tidak tau main lah, tidak enak lah, dan sebagainya. Saya juga emosi dan meminta dia untuk keluar kamar. Dia sempat mengambil lagi uang Rp 50 ribu lalu keluar kamar," ujar Jingga

Jingga mengaku punya niat untuk berhenti bekerja sebagai PSK.

"Jika ada perhatian dari pemerintah saya akan berubah dan mencari pekerjaan lain. Kalau bantuan hanya Rp 2.5 juta itu tidak cukup untuk saya usaha. Kalau Rp 5 juta itu saya rasa cukup untuk saya membuka usaha," ujar Mawar. (dik)

Baca: 8 Ciri Orang Terkena Pelet, No 7 Rasanya Ingin Dekat Terus

Baca: 5 Tanaman yang Ditakuti Jin dan Setan, Ampuh Juga Untuk Tangkal Sihir dan Santet

Gunakan Kode

Prostitusi terselubung via aplikasi chatting lagi digandrungi di Manado. Bagi kebanyakan warga, chat Bee Talk seperti hantu yang tak diketahui keberadaannya. Tapi bagi pria yang suka ‘jajan di luar’ bukan rahasia lagi.

Penelusuran tribunmanado.co.id, aplikasi ini umumnya dipakai kaum milennial. Baik laki dan perempuan memenuhi daftar dalam aplikasi. Tidak sulit mencari ‘mangsa’ melalui aplikasi ini.

Ada menu mendeteksi teman terdekat dengan jarak tertentu. Jika terdeteksi wanita, cukup pakai kode 'bo' saja agar bisa direspon.

Malam itu sekira pukul 22.00 Wita, dalam aplikasi itu banyak perempuan muda yang update status dan foto. Ada yang memosting gambar tempat tidur yang sudah dirapikan dengan caption foto 'stay menunggu yang datang'.

Mencoba membuka percakapan. Saat dikirimkan pesan ‘BO’ dengan cepat wanita berkulit putih dan berambut warna merah maron itu membalas.

Ia langsung mematok tarif Rp 1 juta. Kode ‘BO’ seakan menjadi pintu masuk dunia prostitusi online. Singkat cerita, dari chat itu terungkap tarif sekali main antara Rp 300 ribu hingga Rp 1 juta untuk short time.

Dalam hal memilih tempat kencan, si cewek lebih senang di hotel bintang tiga yang ada di Kota Manado. "Iya Rp 300 ribu sudah sama kamar, tapi mainnya biasa. Kalau Rp 1 juta itu full service," kata via ponsel. Ia mengaku sudah bekerja sama dengan pihak hotel. "Jadi aman, yang penting selesai langsung keluar kamar," akunya.

Ia mengaku untuk hasil dari pelanggan dibagi dengan pihak hotel. "Berapa pembagiannya itu nanti urusan kita, pelanggan tidak perlu tahu," tandasnya.

Penting Mencegah Jatuhnya Korban

Jefry Paat, Pengamat Sosial mengatakan online bukan cerita baru. Aplikasi chating merupakan satu di antara sarana jual beli syahwat. Prositusi yang memanfaatkan media daring harus diberantas.

Dia menjelaskan, Polri memang jadi andalan karena punya bidang cyber crime. Harus bekerja sama dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) untuk memantau aktivitas prositusi online.

Media online itu harusnya digunakan untuk hal positif bukan digunakan negatif seperti ini. Sangat bahaya, namanya juga prositusi.

Media ini bisa diakses semua umur, lebih membuka peluang bagi gadis muda ikut terjerumus sebagai korban. Masalah ini bisa merusak generasi bangsa.

Peran semua pihak untuk meminimalisir pengaruh buruknya. Jangan lebih banyak korban. Penindakan juga bukan satu-satunya cara meminimalisir prositusi online. Upaya pencegahan masih terbilang lebih efektif.

Di mulai dari keluarga, sekolah dan institusi keagamaan.

Ketahanan keluarga itu dipertahankan, menjalankan fungsi keluarga. Kasih sayang rasa melindung, sarana keagamaan dan pembinaan itu penting untuk mencegah jatuh korban.

Pendidikan di sekolah, guru, tokoh agama, tokoh masyarakat ikut terlibat memberi penguatan. Bisa dikatakan pihak yang terjun ke dunia prositusi sebagai korban. Banyak motif sehingga akhirnya terjebak di dunia hitam ini.

Motif paling klasik, yakni ekonomi, tapi perkembangan saat ini orang terjun ke prositusi tak hanya sekadar untuk mengisi perut. Justru lebih ke pemenuhan gaya hidup.

Urusan perut sebenarnya bisa mencukupi, tapi keinginan gaya hidup belum tentu terpenuhi dengan pendapatan yang terbatas.

Motif lainnya bisa saja persoalan keluarga, pelarian dari masalah malah menjerumuskan ke dunia hitam, sepeti prositusi.

Sumber: Tribun Manado
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved