Terlahir Tunarungu dan Satu Kaki Diamputasi, Pria Ini Gigih Bekerja Selama 12 Tahun Tanpa Libur

Memiliki kekurangan bukan berarti menjadi hambatan dalam beraktivitas. Ada kalanya kita sebagai manusia yang diberi kelengkapan

Editor: Suci Rahayu PK
Asia One
Shang Wuyi (46) bekerja sebagai penyapu jalan selama 12 tahun tanpa mengambil libur satu hari pun. 

TRIBUNJAMBI.COM -- Memiliki kekurangan bukan berarti menjadi hambatan dalam beraktivitas.

Ada kalanya kita sebagai manusia yang diberi kelengkapan anggota tumbuh bisa belajar dari mereka yang memiliki kekurangan.

Shang Wuyi (46),pria asal Cina ini bisa membuat siapapun malu karena kegigihan dan kerajinannya.

Baca: Insomnia atau Sulit Tidur Amat Menyiksa, Coba Ganti Posisi Tidur dengan Cara Begini

Dilansir Tribunnews dari Asia One, Rabu (31/1/2018), Shang hanya memiliki satu kaki karena telah diamputasi saat ia berusia 7 tahun.

Tidak hanya itu, Shang adalah seorang tunarungu sejak lahir.

Shang berangkat bekerja pada pukul 04.00 pagi setiap hari. (Asia One)
Shang berangkat bekerja pada pukul 04.00 pagi setiap hari. (Asia One) ()

Shang bekerja sebagai penyapu jalanan selama 12 tahun terakhir.

Ia pergi bekerja setiap hari pada pukul 04.00 pagi untuk menyapu empat jalanan di Xi'an, Cina.

Tidak peduli turun hujan, salju, atau cuaca cerah, Shang tetap pergi bekerja, tanpa mengambil satu hari pun untuk berlibur.

Baca: Ustaz Abdul Somad Live Streaming, Cek Endra akan Undang Lagi Bareng Arifin Ilham

Meski memiliki kekurangan, itu tidak lantas membuat Shang menjadi orang yang hanya mengandalkan pertolongan.

Menyadari ia berbeda dari orang lain, Shang bekerja lebih keras dan mengabdikan hidupnya untuk pekerjaannya.

Setiap harinya Shang bekerja bersama sang istri, Wang Yaqin, yang juga bekerja sebagai penyapu jalan.

Menurut Wang, suami dan kedua adik iparnya terlahir sebagai tunarungu, kondisi mereka didapatkan dari sang ibu.

Baca: Suka Tidur Terlentang? Ternyata Ini Dampaknya Bagi Kesehatan, dan yang Ingin Kencang Payudara

Sedangkan kaki Shang diamputasi karena ia tertabrak kereta.

Kecelakaan tersebut terjadi karena Shang tidak mendengar ada kereta lewat.

Shang dan Wang sudah menikah selama 21 tahun dan keduanya selalu berangkat bekerja 30 menit lebih awal.

Shang sadar ia harus bekerja lebih keras daripada yang lain karena kondisi tubuhnya. (Asia One)
Shang sadar ia harus bekerja lebih keras daripada yang lain karena kondisi tubuhnya. (Asia One) ()

Baca: Valentino Rossi Baper dan Bilang Persaingan pada Tes Pramusim Seperti Balapan Moto3

Setiap kali sang istri jatuh sakit, Shang akan pergi bekerja pada pukul 03.00 dini hari, memastikan semua pekerjaan bisa terselesaikan.

Tidak peduli betapa sulitnya pekerjaan tersebut, Wang dan Shang menggantungkan hidup pada satu-satunya mata pencaharian mereka.

"Meskipun Shang tidak bisa berbicara, saya tahu ia menghargai pekerjaannya," ujar Wang.

Baca: Pria yang Disebut Ahok Teman Baik Veronica Pernah Minta Maaf, Hingga November Puncaknya

"Ia tahu tubuhnya memiliki kekurangan, sehingga ia harus bekerja lebih keras daripada yang lain untuk mempertahankan pekerjaannya," tambahnya.

Kerja keras yang ditunjukkan Shang mampu menginspirasi banyak orang.

Meski kondisi tubuhnya berbeda, kekurangan yang ia miliki bukanlah halangan untuk pantang menyerah dan semangat.

(Tribunnews.com/Pravitri Retno W)

Sumber: Pos Kupang
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved