10 Cara Eksekusi Mati Tersadis di Dunia! No 4 Kayak Bakso

Hukuman mati sudah diaplikasikan sejak lama untuk menghukum pelaku yang melakukan kejahatan luar biasa.

Editor: Suci Rahayu PK
Getty Images
Ilustrasi 

TRIBUNJAMBI.COM - Hukuman mati sudah diaplikasikan sejak lama untuk menghukum pelaku yang melakukan kejahatan luar biasa.

Seiring dengan berjalannya waktu, metode eksekusi mati pun terus berkembang.

Semisal kini dilakukan dengan hukuman tembak tepat mengatah ke jantung dengan maksud supaya terpidana akan mati seketika ketika dieksekusi.

Namun sejarah mencatat, ada beberapa cara eksekusi mati yang sangat mengerikan. Bahkan, bisa dikatakan sangat kejam.

Berikut merupakan beberapa cara hukuman mati tersebut ;

Baca: Jangan ke Dukun Jika Alami Ejakulasi Dini, Cukup Lakukan 6 Hal Ini!

1. Roda maut

Hukuman ini umumnya diterapkan di abad pertengahan hingga abad 19 di Eropa.

Caranya, terpidana mati akan diikat diatas roda yang diputar pelan-pelan. Kemudian algojo akan memukul tubuhnya berkali-kali hingga menghancurkan tulang-tulang si terpidana.

Mirisnya, cara ini membuat terpidana tak mati seketika. Biasanya, terpidana baru akan meninggal setelah berhari-hari justru akibat dehidrasi maupun akibat luka pukulan.

Baca: Bukan Polisi Biasa! Penembak Mati Pengawal Pribadi Prabowo Ini Pernah Jadi Ajudan Komandan Brimob

Tapi dalam kasus tertentu, algojo juga biasa diminta untuk memberikan 'pertolongan' yakn dengan cara memukul hingga tewas.

Maksudnya untuk mengurangi penderitaan terpidana sehingga bisa langsung tewas.

Menurut pusat informasi hukuman mati (Death Penalty Information Center), Amerika juga memberlakukan hukuman ini di abad 18.

Cara ini dilakukan untuk menghukum para budak pemberontak.

a

Baca: 2 Motor Raib, Polisi Kejar IW Pengangguran Sarolangun, Ternyata Spesialis Sudah 21 Kali Bobol Rumah

 2. Dikuliti

Hukuman mati kejam lainnya yakni Ling Chi yakni menghukum terpidana mati dengan cara dukuliti perlahan-lahan.

Eksekusi ini digunakan di Tiongkok selama ribuan tahun. Berdasarkan catatan, kali pertama eksekusi yang tercatat dalam sejarah dilakukan sekitar tahun 900 Masehi sampai kemudian dilarang pada tahun 1905.

Hukuman ini juga dikenal dengan istilah kematian oleh massa. Karena si terpidana akan menerima sayatan demi sayatan dari begitu banyak orang.

Baca: Bukan Polisi Biasa! Penembak Mati Pengawal Pribadi Prabowo Ini Pernah Jadi Ajudan Komandan Brimob

Mereka akan disayat secara perlahan pada bagian tubuh non vital dengan pisau yang sangat tajam.

Tujuannya, untuk memberikan penderitaan berkepanjangan kepada si terpidana.

Tangannya dipotong, kemudian kaki dan bagian dada. Setelah itu pemotongan pada bagian yang vital semisal tenggorokan atau jantung.

Sebuah foto yang dicetak oleh surat kabar Prancis pada tahun 1858 mengungkap bagaimana proses hukuman mati tersebut.

Pada saat itu, dilakukan eksekusi mati terhadap seorang misionaris Perancis di Tiongkok.

a

Baca: Dua Pemuda Kerinci Tertangkap Tangan Maling, Massa pun Ngamuk, Kendaraan Dibakar

3. Dicekik batang logam

Ini merupakan metode eksekusi mati bernama Garotte. Hukuman ini dipraktekan di Spanyol selama ratusan tahun.

Hukuman ini ada dua versi. Pertama, terpidana mati diikat pada sebuah tiang, kemudian lehernya diikat oleh tali yang secara perlahan-lahan akan mencekiknya hingga meninggal.

Pada versi kedua, tiang diganti dengan kursi.

Baca: Sri Fatmawati Gantikan Posisi Nasrullah Hamka

Terpidana akan duduk dengan diikat tangannya, sementara lehernya akan dicekik oleh sabuk logam yang juga akan mencekiknya hingga tewas.

Adapun dalam foto dari tahun 1901, terlihat eksekusi semacam ini dilakukan di Penjara Bilibid, di Manila, Filipina. Kemudian Garotte dilarang di Filipina pada tahun 1902.

q

Baca: Saksi di Persidangan Bilang, Proyek e-KTP Bancakan Tiga Partai, Kuning, Merah dan Biru

 4. Direbus

Ini merupakan cara eksekusi mati yang paling jarang dilakukan. Namun umum dilakukan di seluruh Eropa dan Asia hingga abad ke-17.

Caranya, terpidana mati akan langsung ditenggelamkan pada minyak atau air mendidih, atau mereka juga ditempatkan di kuali penuh cairan dingin hingga mencapai titik didih.

Di Eropa, hukuman ini dipraktikan pada abad pertengahan untuk menghukum para peracun dan pemalsu.

Baca: Terungkap, Penembak Mati Pengawal Pribadi Prabowo Ini Pernah Jadi Ajudan Irjen, Kini Calgub Maluku

Adapun pada abad ke 16, di Jepang juga dilaksanakan eksekusi ini terhadap seorang penjahat bernama Ishikawa Goemon yang dijatuhi hukuman diresbu sampai mati bersama dengan anaknya.

Ia dihukum setelah gagal membunuh panglima perang Toyotomi Hideyoshi.

a

Baca: KPK Belum Tetapkan Tersangka Baru Terkait Uang Ketok APBD Jambi 2018

5. Dijadikan santapan hewan buas

Hukuman ini dikenal dengan istilah Damnatio ad Bestias.

Caranya terpidana mati akan dimasukan dalam kurungan yang berisi hewan buas yang tengah lapar. Ia akan mati karena disantap binatang tersebut.

Adapun dalam sebuah ilustrasi yang dibuat oleh seorang pelukis Perancis bernama Jean Leon Gerome diperlihatkan suasana ketika menjelang eskekusi pada abad ke-19.

a

Baca: Terduga Penembak Fernando Wowor Pengawal Pribadi Prabowo Ternyata Pernah Ajudan Komandan Brimob

6. Digergaji

Cara eksekusi ini kurang umum digunakan namun dipraktikan di Eropa, Roma Kuno, Tiongok dan bagian Timur Tengah di abad ke-16.

Menurut catatan sejarah penyiksaan George R Scott, hukuman ini telah dipraktikan oleh Kaisar Romawi Caligula. Terpidana mati diikat dengan cara terbalik, kemudian akan digergaji mulai dari selangkangan hingga ke tubuhnya.

Hukuman ini digambarkan dengan jelas oleh seorang seniman bernama Lucas Cranach pada abad ke-16.

a

Baca: Zumi Zola Ngaku Tidak Tahu Bakal Ada Tersangka Baru Terkait Uang Ketok APBD Jambi 2018

7. Dipenjara hingga mati

Ini merupakan jenis hukuman mati yang tak berdarah, namun mematikan secara perlahan.

Terpidana akan dipenjara dalam dinding tembok dan dibiarkan mati di dalam.

Baik itu akibat kelaparan maupun akibat dehidrasi. Sebagaimana dilaporkan dalam majalah abad ke-19, Chambers Edinburgh Journal, ditemukan kerangka di dalam dinding di Abbey Coldingham di Berwickshire, Skotlandia.

Kerangka itu diyakini merupakan sisa-sisa kerangka seorang biarawati yang dieksekusi mati.

a

Baca: Terduga Penembak Pengawal Pribadi Prabowo Ternyata Pernah Jadi Ajudan Komandan Korps Brimob

8. Digantung, ditikam dan dicincang

Hukuman sadis ini dipraktikan di Inggris dari tahun 1351 hingga abad ke 19. Biasanya diberikan kepada para pelaku pengkhianatan tingkat tinggi.

Caranya sangat sadis, dimana terpidana awalnya akan diseret menggunakan kuda ke tempat eksekusi. Kemudian ia digantung sampai sekarat, namun masih dibiarkan hidup.

Kemudian terpidana akan menerima siksaan lainnya yakni dicincang tubuhnya secara perlahan. Hingga ia akhirnya dimutilasi menjadi empat bagian.

Salah satu yang tercatat dalam sejarah yakni hukuman mati kepada Guy Fawkes pada tahun 1606.

Ia dituduh terlibat dalam usaha pembunuhan Raja James I dari Inggris dan Raja James VI dari Skotlandia.

Nasibnya lebih 'beruntung' karena ketika akan dieksekusi, ia berhasil melompat, mematahkan lehernya hingga tewas seketika.

Setidaknya, ia terlepas dari siksaan perlahan yang sangat menyakitkan.

Akan tetapi, jasadnya tetap dimutilasi dan bagian tubuhnya diperlihatkan kepada publik.

a

Baca: Mata Minus? Kurangi dengan 4 Cara Ini, No 2 Sekalian Piknik!

9. Digantung

Ini bukan jenis hukuman gantung yang biasa. Terpidana akan digantung dengan diikat tali logam di sekujur tubuhnya.

Ia akan dibarkan sampai mati kehausan. Kisah yang tercatat dalam sejarah yakni eksekusi mati dengan cara ini terhadap Kapten William Kidd yang dieksekusi karena kejahatan pembajakan pada tahun 1701.

Kidd harus digantung dua kali karena yang pertama tali gantungan pecah.

Tubunnya digantung di atas sungai Thames. Kemudian hukuman ini dilarang di Inggris sejak tahun 1834.

a

Baca: Ternyata Kanker Bisa Disembuhkan dengan Leunca, Ini Penjelasannya!

10. Dibakar dalam patung banteng

Hukuman ini umum dipraktikan pada jaman Yunani Kuno dibawah Tiran Phalaris.

Mereka membuat patung banteng perunggu yang memiliki ruangan di dalamnya.

Terpidana akan ditempatkan di dalam patung banteng itu, kemudian di bagian bawahnya akan dipanaskan hingga memanggangn terpidana di dalamnya.

a

 Asap dari terpidana yang terbakar itu akan keluar melalui hidung boneka banteng.

Mereka juga merancang mulut banteng yang akan menyulap teriakan terpidana menjadi seperti raungan banteng. (TRIBUNJOGJA.com/ berbagai sumber)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved