Gamelan Jawa untuk Terapi Napi Inggris dan "Taklukan" Ratu Elizabeth, Ini Kisah Rahayu Supanggah

Cara bermain seperti itu jelas sangat menantang bagi orang-orang Eropa yang terkenal individualistis.

Editor: Duanto AS
Jumlah penjara di inggris yang memanfaatkan gamelan makin banyak. 

TRIBUNJAMBI.COM - Ribuan kilometer jauhnya dari bumi Indonesia, di sebuah ruangan berdinding rapat dan berpintu besi. Sayup-sayup terdengar irama yang "membius" telinga.

Semua terpukau. Demikian laporan The Independent saat mengunjungi Penjara Brixton, Inggris, beberapa waktu silam.

Alunan menyihir itu berasal dari seperangkat gamelan di salah satu ruangan penjara. Gamelan?

Ya, gamelan! Seperangkat alat perkusi Jawa yang selama ini kita kenal sebagai pengiring berbagai pertunjukan seni tradisional.

BACA Model Cantik Asal Jambi Jago Silat, Rezki Pakai Sabuk Jambon

Di sana, alat musik berlaras slendro dan pelog tersebut dimainkan oleh para narapidana yang mayoritas bertampang seram dan menjalani hukuman berat. Caranya memainkannya pun khusyuk laiknya orang beribadah.

"Terasa begitu lembut. Anda dijamin akan dibawa dalam kondisi serupa trance saat memainkannya. Kita seperti berada di dunia lain. Saya belum pernah menjumpai alat musik seperti ini sebelumnya," kata Nick Chernikeeff, salah satu penghuni Penjara Brixton yang dihukum karena kasus pembunuhan.

Dalam beberapa tahun ini Chernikeeff dkk memang aktif berlatih gamelan. Dalam sepekan, dia mengaku, minimal tiga kali memainkan alat musik yang berasal dari negara yang belum pernah dikunjunginya tersebut.

Demikian juga dengan beberapa rekannya yang lain. "Saya berasal dari lingkungan kriminal di Irlandia Utara. Kehidupan saya dulu sangat keras. Di sini (Penjara Brixton), saya justru bisa menemukan ketenangan setelah memainkan gamelan," ujar Francis Howe, napi yang dibui karena memperdagangkan obat-obat terlarang.

BACA 6 Fakta Pernikahan Ardina Rasti dan Arie Dwi Andhika, Dulu Pernah Menikah, Ini Pacarnya

Menggoda rakyat Ratu Elizabeth

Gamelan bukanlah alat musik populer di Inggris. Toh, sebagian masyarakatnya sudah banyak mengenalnya.

Salah satu sosok yang berjasa dalam "perkenalan" gamelan dengan masyarakat Inggris adalah Rahayu Supanggah (63), maestro musik tradisional asal Solo yang pernah meraih penghargaan Komposer Terbaik lewat film "Opera Jawa" di Festival Film Asia 2006.

Pada 1987 silam, Supanggah memperkenalkan gamelan di Inggris. Tak dinyana, sambutannya begitu meriah. Para penonton dibuat terkagum-kagum dengan irama gamelan yang begitu damai dan khas.

Saking tertariknya, beberapa pihak, salah satunya Alec Roth tergoda untuk membentuk komunitas pecinta gamelan. Maka pada tahun itu juga berdirilah Southbank Gamelan London.

Halaman
12
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved