Cara Mandi Junub Sesuai Tuntunan Rasulullah, Jangan Sampai Salah, Wajib Setelah Hubungan Intim

Ketika seorang muslim berhadats besar (junub), maka ia wajib mandi agar kembali suci. Berikut ini tata cara mandi junub

Editor: bandot
elitedaily.com
Ilustrasi 

TRIBUNJAMBI.COM - Hubungan intim bagi pasangan suami istri merupakan satu kebutuhan.

Selain memenuhi kebutuhan material, seorang suami atau istri juga berkewajiban untuk memnuhi kebutuhan batin pasangannya.

Kebutuhan batin itu yakni dengan kepuasaan berhubungan di ranjang.

Saking pentingnya, tanpa ada hubungan tersebut selama berbulan-bulan suami atau istri sah meminta bercerai karenanya.

Baca: Suami Mencucikan Pakaian, Ini Kata Rasulullah

Nah sebelum melakukan hubungan intim dengan pasangan sebaiknya dimulai dengan doa, begitu juga saat telah berakhir hendaknya diakhiri sesuai tuntunan Rasulullah.

Hal penting yangharus dilakukan oleh pasangan suami isti setelah berhubungan intim.

ilustrasi mandi shower shampoo
ilustrasi mandi shower shampoo (ist)

Ketika seorang muslim berhadats besar (junub), maka ia wajib mandi agar kembali suci. Berikut ini tata cara mandi junub sesuai tuntunan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits-hadits shahih:

1. NIAT

Mulailah dengan niat mandi wajib untuk menghilangkan hadats besar.

Niat ini membedakan mandi wajib dengan mandi biasa, sebagaimana ia membedakan ibadah dengan adat/kebiasaan.

Baca: Hai Para Lelaki, Ini yang Diingini Pasangan Saat Berhubungan Intim

Meskipun demikian, niat tidak perlu dilafalkan.

2. MEMBERSIHKAN KEDUA TELAPAK TANGAN

Yakni menyiram/membasuh tangan kiri dengan tangan kanan dan sebaliknya, menyiram/membasuh tangan kanan dengan tangan kiri.

Diulangi tiga kali.

3. MENCUCI KEMALUAN

Mencuci dan membersihkannya dari mani dan kotoran yang ada padanya serta sekitarnya

4. BERWUDHU

Yakni berwudhu sebagaimana ketika hendak salat

5. MEMBASUH RAMBUT DAN MENYELA PANGKAL KEPALA

Dengan cara memasukkan kedua tangan ke air, lalu menggosokkannya ke kulit kepala, dan kemudian menyiram kepala tiga kali.

6. MENYIRAM DAN MEMBERSIHKAN SELURUH ANGGOTA TUBUH

Pastikan seluruh anggota tubuh tersiram air dan dibersihkan, termasuk bagian-bagian yang tersembunyi/lipatan seperti ketiak dan sela jari kaki.

Baca: Hamish Daud dan Raisa Berdandan Ala Pengantin India, Hamish Mirip Banget Cowok India Loh!

Demikian tata cara mandi wajib sesuai tuntunan Rasulullah.

Ketika kita mengamalkannya, insha Allah bukan hanya kita suci dari hadats besar, tetapi juga mendapatkan pahala karena mengikuti sunnahnya.

Dijauhi Malaikat 

Apakah benar orang junub tidak didekati malaikat? Orang yang junub seperti kita ketahui bersama adalah orang yang dalam keadaan keluar mani baik dalam keadaan sadar atau pun tidak.

Begitu pula yang disebut junub adalah pasangan yang melakukan hubungan intim meskipun tidak keluar mani.

Sebelumnya pernah diterangkan mengenai tidur dalam keadaan junub, sekarang yang kita bahas adalah benarkah orang yang junub tidak didekati malaikat?

Ada hadits yang disebutkan oleh Syaikh Al Albani dalam As Silsilah Ash Shahihah, yaitu hadits dari Ibnu ‘Abbas, dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda,

"Ada tiga orang yang tidak didekati oleh malaikat: (1) orang yang junub, (2) orang yang mabuk, (3) memakai wewangian al kholuq” (HR. Al Bazzar 164, shahih menurut Syaikh Al Albani. Lihat As Silsilah Ash Shahihah no. 1804).

Al kholuq yang disebut dalam hadits adalah sejenis minyak wangi yang didominasi warna merah dan kuning.

Laki-laki dilarang menggunakan minyak wangi tersebut karena minyak tersebut hanya khusus untuk wanita.

Yang dimaksud junub di sini adalah orang yang wajib mandi karena hubungan intim dan keluar air yang memancar saat itu (baca: air mani).

Syaikh Al Albani mengatakan bahwa yang dimaksud adalah orang yang meninggalkan mandi junub dan itu sudah jadi kebiasaannya, serta mayoritas waktunya dalam keadaan junub.

Ini menunjukkan kurangnya agama dan jelek batinnya sebagaimana dikatakan oleh Ibnul Atsir.

Dari ‘Aisyah –radhiyallahu ‘anha-, ia berkata, “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pernah tidur dalam keadaan junub tanpa sedikit pun menyentuh air.” (HR. Abu Daud no. 228.

Ibnu Hajar mengatakan bahwa hadits ini ma’lul, dituduh punya cacat.

Al Hafizh Abu Thohir mengatakan bahwa sanad hadits ini dho’if. Sedangkan Syaikh Al Albani sendiri menshahihkan hadits ini).

Ada hadits shahih dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam yang menyebutkan bahwa beliau tidur dalam keadaan junub tanpa sedikit pun menyentuh air.

Hadits yang dimaksudkan oleh Syaikh Al Albani adalah.

Lebih amannya segera mungkin ketika dalam keadaan junub untuk mandi.

Namun masih diberi keringanan untuk berwudhu sebelum tidur dalam keadaan junub hanya untuk memperingan junubnya.

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved