Pembunuhan Orang Rohingya, Siapa yang Bisa Menghentikan?

Ratusan ribu orang Rohingya meninggalkan Negara Bagian Rakhine Myanmar dalam beberapa pekan terakhir menuju Bangladesh.

Editor: Suci Rahayu PK
Foto: Kevin Frayer / Getty Images
Seorang anak pengungsi Rohingya menangis saat ia naik ke sebuah truk yang mendistribusikan bantuan untuk sebuah LSM lokal di dekat kamp pengungsi Balukali di Cox's Bazar, Bangladesh. 

Baca: Penerimaan CPNS 2018 Tidak Akan Melebihi Jumlah yang Pensiun, Peluang Terbesar di Instansi Daerah

Kelompok milisi pun melawan balik kekerasan yang dilakukan negara. Krisis kemanusiaan terbaru di Negara Bagian Rakhine dipicu serangkaian serangan terhadap 30 pos polisi. Akibatnya 13 anggota pasukan keamanan meninggal.

Kelompok milisi Tentara Pembebasan Rohingya Arakan mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu.

Myanmar mengatakan mereka melawan apa yang mereka sebut ‘teroris’. Tapi keprihatinan kelompok pegiat HAM adalah tentara pemerintah yang tanpa pandang bulu membunuh penduduk sipil.

Baca: Ngaku Polisi, Pria di Tulungagung Ini Culik Siswi Cantik, Waspada Modusnya!

Baca: Ini Alasan Mundurnya Ketua Panwas Kecamatan Rimbo Tengah

Kepala negara de facto dan penerima hadiah Nobel Perdamaian, Aung San Suu Kyi, dulu dianggap sebagai pahlawan HAM internasional.

Dia telah lama bungkam terhadap isu Rohingya. Akhirnya ketika dia berkomentar, dia menyebut klaim, kalau mereka melakukan pemerkosaan dan kekerasan, adalah ‘palsu’. Dan dalam sebuah pidato pada 6 September, dia mengatakan:

“Saya ingin mengucapkan terima kasih, terutama karena pendirian kuat yang telah diambil. Sehubungan dengan adanya ancaman teroris terhadap negara kita beberapa pekan yang lalu, bersama-sama kita bisa bekerja untuk memastikan kalau teroris tidak diizinkan untuk mengakar di tanah kita dan tanah negara manapun,” kata Aung San Suu Kyi.

Baca: Pendaftaran CPNS 2018 Dibuka Februari, Ada Beberapa Kriteria

Marahnya komunitas internasional membuat reputasi Aung San Suu Kyi sebagai pembela HAM jatuh. Tapi U Kyaw Win, dari Jaringan HAM Burma percaya kalau masyarakat internasional memusatkan perhatian pada orang yang salah.

Menurutnya hanya ada satu orang yang punya kekuatan untuk menghentikan pembunuhan dan penganiayaan terhadap orang Rohingya. “Menurut saya satu-satunya orang yang bisa menghentikan apa yang terjadi di Burma saat ini, bukan Aung San Suu Kyi. Tapi Jenderal Min Aung Hlaing.”

Baca: Pria Ini Mangsa Anak Dibawah Umur Lewat Facebook, Eksekusi Dilakukan di Toilet

Min Aung Hlaing adalah Panglima Tertinggi Tentara Myanmar. Banyak yang percaya kalau tentaralah pelaku pembakaran desa, pembunuhan serta penyiksaan.

“Satu perintah cukup untuk menghentikan semua ini tapi dia tidak akan melakukannya. Jadi komunitas internasional seharusnya fokus terhadap Jenderal Min Aung Hlaing bukan kepada Aung San Suu Kyi,” kata U Kyaw Win.

Sumber: Tribunnews
Halaman 2 dari 3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved