Mengenal Praktik Merun yang Jadi Kearifan Lokal di Jambi, "Membakar Lahan Bersama-sama"

Praktik merun ternyata merupakan satu di antara kearifan lokal meski prakteknya tidak lagi dilakukan secara umum.

Penulis: Nurlailis | Editor: Nani Rachmaini
TRIBUN JAMBI/NURLAILIS
Komunitas Konservasi Indonesia Warsi (KKI Warsi) menyelenggarakan talkshop "Memahami Tradisi Pengelolaan Lahan dengan Praktik Merun", Senin (18/12/2017). 

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Nurlailis

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Komunitas Konservasi Indonesia Warsi (KKI Warsi) menyelenggarakan talkshop "Memahami Tradisi Pengelolaan Lahan dengan Praktik Merun", Senin (18/12).

Adapun merun merupakan sistem pengelolaan lahan secara tradisional dengan membakar.

Dalam sebuah simpulan, Kurniawan menyampaikan praktik merun ternyata merupakan satu di antara kearifan lokal meski prakteknya tidak lagi dilakukan secara umum.

"Praktek merun dilakukan bersama-sama, lokasi dan waktu juga ditentukan, bisa ditentukan musim, atau kesibukan masyarakat lokal. Sayangnya merun jadi hal yang digeneralisir," ucapnya.

Praktik membakar merun di luar tipologi penggunaan lahan ladang atau sawah memicu kebakaran serius mengingat ekosistem dan iklim sudah berubah, tidak bisa menjadi acuan.

Adapun rekomendasi merun yang paling aman adalah merun di sawah sedangkan merun yang paling beresiko adalah membuka hutan.

Acara bertempat di rumah Kito hotel dan Resort, Senin (18/12).

Talkshop ini dirancang dalam bentuk dialog interaktif sehingga semua peserta adalah narasumber.

Adapun peserta yang hadir beberapa di antaranya adalah dari dinas kehutanan, dinas perkebunan, Walhi Jambi, dan perwakilan dari beberapa masyarakat kabupaten Tanjabtim, Tanjabar, Muarojambi, Tebo, Sarolangun. (Cul)

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved