LIN BIAO - Jenderal Militer China Ini Jadi Pahlawan Korut, Malah Tewas Dianggap Pengkhianat
Ketika dalam Perang Korea pasukan Korut dibantu oleh tentara China. Tentara yang jumlahnya ratusan ribu itu dipimpin oleh Jenderal Lin Biao.
TRIBUNJAMBI.COM - Ketika dalam Perang Korea pasukan Korut dibantu oleh tentara China. Tentara yang jumlahnya ratusan ribu itu dipimpin oleh Jenderal Lin Biao.
Panglima tentara ‘sukarelawan’ China ini terjun membantu Korea Utara ketika pasukan PBB pimpinan MacArthur berhasil mendesak Korut hingga ke dekat Sungai Yalu yang juga merupakan perbatasan Korut- RRC.
Lin Biao diilahirkan di Provinsi Hubei tahun 1907.
Baca: Berdua dalam Lift, Cewek Ini Cepat-cepat Turunkan Celana. Kejadian Selanjutnya Bikin Melongo
Dia lulus dari Akmil Whampoa dan bergabung dengan gerakan kaum komunis yang dipimpin Mao Zedong untuk melawan Jepang dan kaum nasionalis pimpinan Chiang Kai-shek.
Lin Biao ikut Long March 1934-1935 dan turut mengusir kaum nasioalis ke Taiwan.
Sewaktu RRC memutuskan membantu Korut, Lin Biao semula dikabarkan enggan dan minta waktunya diundur karena khawatir akan kekuatan udara AS dan tentaranya sendiri masih perlu perlengkapan dan latihan yang memadai.
Tetapi dengan format tentaranya merupakan ‘sukarelawan’, maka kemungkinan perang total, all-out war dengan AS dapat dicegah.
Grup Tentara XIII RRC merupakan yang diterjunkan awal di Korea, terdiri dari Tentara Ke-38, ke-40, ke-41, dan ke-42, yang masing-masing membawahi tiga divisi, satu resime kavaleri, dan satu resimen artileri.
Baca: Pulang Bekerja di Kebun, IRT di Tebo Ini Disergap dan Diperkosa di Rerumputan oleh Tetangga Sendiri
Baca: Saldo Tabungan Polisi di Tebo Ini Mendadak Bertambah Rp 45 Juta, Responnya Diapresiasi
Jenderal Lin Biao dengan gemilang menyiapkan 130.000 pasukannya ke dekat perbatasan Korea tanpa diketahui intelijen AS.
Intervensi RRC ini memukul mundur pasukan PBB dari Korut dan bahkan merebut Seoul untuk kedua kalinya.
Tapi ia kemudian terdesak mundur lagi, lalu digantikan oleh Jenderal Peng Teh-huai.
Sekembalinya ke China, ia diangkat sebagai marsekal, memimpin operasi dalam konflik perbatasan dengan India.