Tiga Kali Warga Blokade Jalinsum, Ini Tuntutan Mereka

Blokade Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) seakan menjadi tradisi untuk menyampaikan

Editor: Suci Rahayu PK
Tribunsumsel.com/Farlin Addian
Warga Desa Karang Anyar kembali Tutup Jalinsum dengan menembang pohon. 

TRIBUNJAMBI.COM, MURATARA - Blokade Jalan Lintas Sumatera (Jalinsum) seakan menjadi tradisi untuk menyampaikan aspirasi tuntutan kepada pemerintah.

Pasalnya selama sepekan ini sudah tiga kali warga di Kabupaten Muratara memblokir Jalinsum supaya aspirasinya ditanggapi penerintah secara serius.

Aksi blokade Jalinsum pertama dilakukan, Senin (13/11/2017) oleh warga Desa Karang Anyar, Kecamatan Rupit akibat pengumuman hasil tes tertulis bakal calon kepala desa terdapat dua versi yang berbeda.

Bahkan diisukan warga tersebut akan kembali melakukan aksi demo dengan memblokade Jalinsum dihari keduanya Selasa (14/11/2017) namun tidak jadi.

Kemudian, aksi blokade Jalinsum kedua, Jumat (17/11/2017) dilakukan warga Desa Maur, Kecamatan Rupit yang menuntut pembebasan ustad Zulkifli atas tuduhan dugaan pencabulan terhadap santrinya.

Rupanya aksi blokir Jalinsum tidak sampai disitu bahkan hari ini, Sabtu (18/11/2017) sekitar pukul 13.00 wib warga kembali melakukan blokade Jalinsum.

Baca: Meme Negatif Setya Novanto Beredar di Dunia Maya, Pengacara Ancam Akan Lapor ke Polisi

Blokade Jalinsum kali ini masih dilakukan warga desa yang sebelumnya yakni warga Desa Karang Anyar.

Alasan warga melakukan pemblokiran Jalinsum menutut oknum polisi untuk mencarikan jenazah, Yupir (35) yang tenggelang di sungai Rawas setelah tragedi penggerebakan, Selasa (14/11/2017) lalu.

Karena saat penggerebekan oleh anggota kepolisian Yupir sempat melarikan diri terjun kesungai Rawas yang hendak menyebrang sungai.

Namun pihak kepolisian yang menggerebak menghujani tembakan sehingga buronannya tewas tertembak dan tenggelam.

Baca: Ingin Liburan? 8 Destinasi di Zimbabwe Ini Patut Dipertimbangkan!

Bahkan sejak kejadian itu, sampai saat ini jenazah Yupir belum ditemukan, walaupun sudah menurunkan tim Tagana dan tim dari BPBD serta masyarakat untuk mencarinya.

Pantauan dilapangan, warga memblokade Jalinsum dengan menebang pohon dan melintangkannya di Jalinsum, sehingga kedaraan tidak bisa melintas.

Kemudian, memasangkan tulisan "Oknum polisi carikan mayat Yupir" disenderkan di sepeda anak-anak yang dibaringkan tepat ditengah Jalinsum.

Sumber: Tribun Sumsel
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved