Ananda Sukarlan Trending di Google, Ini 8 Fakta Musisi Kelas Dunia yang Walk Out Saat Pidato Anies

Nama Ananda Sukarlan tiba-tiba melejit di mesin pencarian Google, Senin (13/11) namanya paling banyak dicari

Editor: bandot
KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZES
Penampilan Ananda Sukarlan tampil dalam pergelaran Rapsodia Indonesia di Bentara Budaya Jakarta, Palmerah, Jakarta, Kamis (5/2/2015). Dalam pentasnya kali ini, ia akan menyuguhkan rangkaian komposisi yang mengacu pada tema dan lagu rakyat di Indonesia.(KOMPAS.com / RODERICK ADRIAN MOZES) 

"Saya itu Islam dan waktu itu saya enggak ada masalah sekali dengan teman-teman yang katolik. Menurut Pak Anies, non-pribumi, saya enggak tahu apa sih pribumi dan non-pribumi itu. Saya orang Jawa, Islam, dan saya bergaul dengan sangat baik dengan teman-teman saya sampai sekarang," ujar Ananda.

Seusai Anies berpidato dan meninggalkan ruangan, Ananda bersama sejumlah alumnus lain yang walk out kemudian kembali ke ruangan.

Ketika memberikan sambutan terhadap penghargaan yang dia dapatkan, Ananda mengkritik panitia yang mengundang sosok yang tidak mencerminkan ajaran Kanisius.

"Saya mengkiritik panitia bahwa mengundang seseorang yang mendapatkan jabatannya dengan cara-cara dan nilai-nilai yang tidak sesuai dengan ajaran Kanisius. Namun, saya tidak menyebut nama Pak Anies," ujar Ananda.

Ananda menegaskan, walk out itu merupakan sikapnya pribadinya, bukan sikap alumnus Kanisius.

Berikut Fakta Tentang Ananda Sukarlan

1. Ananda Sukarlan lahir di Jakarta, 10 Juni 1968, Ia adalah pianis asal Indonesia yang menetap di Spanyol.

Namanya lebih dikenal di kalangan musik klasik

2. Ananda telah belajar bermain piano sejak kecil.

Selulusnya dari SMA Kolese Kanisius Jakarta pada tahun 1986, ia belajar ke Amerika Serikat, dilanjutkan ke Den Haag, Belanda.

Di tempat terakhir ini ia meraih master dengan predikat summa cum laude.
Kesempatan bersekolah di Eropa ini dipakainya untuk mengikuti berbagai kompetisi piano internasional.

3. Sebagai pianis, ia telah memenangkan banyak kompetisi internasional di masa mudanya.

Sampai saat ini ia telah memperdanakan lebih dari 300 karya baru yang ditulis khusus untuknya oleh komponis-komponis dunia, seperti Peter Sculthorpe, David del Puerto, Per Norgard, Gareth Farr dll.

Musik-musik tersebut menggunakan elemen-elemen etnik Indonesia yang telah diperkenalkan oleh Ananda Sukarlan.

Selama periode 1995-2006 ia mengadakan minimal 50 konser setahun di seluruh bagian dunia dihadiri oleh para anggota kerajaan dan para pejabat tinggi banyak negara, dan sejak 2006 ia mengurangi kegiatan konsernya untuk lebih berkonsentrasi ke menulis musik.

Halaman
123
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved