Ini Potensi Risiko yang Dapat Menyebabkan Tekanan Inflasi
Beberapa potensi risiko yang dapat menyebabkan tekanan inflasi yang lebih tinggi dari prakiraan (upside risk) antara lain
Penulis: Niko Firmansyah | Editor: Suci Rahayu PK
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Beberapa potensi risiko yang dapat menyebabkan tekanan inflasi yang lebih tinggi dari prakiraan (upside risk) antara lain berasal dari menurunnya pasokan bahan pangan dan hortikultura.
"Selian itu juga potensi yang menyebabkan tekananan inflasi adanya beberapa komoditas yang harus dipenuhi dari luar daerah/luar negeri,"kata Kepala Bank Indonesia Perwakilan Jambi, V Carlusa. Kamis, (19/10).
Di samping itu, ia mengatakan juga terdapat faktor anomali cuaca yang dapat mengganggu hasil panen terutama sayuran.
Sementara itu, ia menambahkan melemahnya ekspektasi konsumen yang tercermin dalam Survei Konsumen terkini berpotensi menahan laju inflasi (downside risk).
Ia menjelaskan untuk menyikapi kondisi ekonomi dan inflasi terkini, beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh pemerintah pusat dan daerah untuk percepatan pembangunan ekonomi daerah dalam jangka pendek.
Dijelaskannya melalui pembuatan payung hukum untuk menjamin pelaksanaan program-program pemerintah daerah berjalan dengan efektif selama periode reorganisasi belum selesai serta masa transisi perubahan pejabat di tiap SKPD.
Ia menambahkan selalin itu juga dengan percepatan realisasi APBD terutama anggaran belanja modal pemerintah untuk pembangunan infrastruktur (jalan, jembatan, saluran irigasi dan pelabuhan) dalam rangka mendorong konektivitas dan perdagangan antar daerah.
Menurutnya, intervensi pemerintah untuk mendorong kinerja perkebunan karet melalui penciptaan pasar domestik juga perlu dilakukan.
Lalu perluasan pasar ekspor, peraturan pemanfaatan karet lokal untuk industri dan restrukturisasi kredit/pembiayaan di sektor perkebunan karet.
"Perumusan mapping potensi perekonomian desa dalam rangka mengoptimalkan pemanfaatan dana transfer pemerintah pusat (dana desa) dan dana bantuan pemerintah provinsi dengan mempertimbangkan serta meningkatkan produktivitas dan nilai tambah produk pertanian, perkebunan dan kehutanan,"tutupnya.