Tukang Becak Ajaib Usia 82 Tahun, Ternyata Juara Lari Maraton Berkali Kali
Bahkan sejumlah negara pernah didatanginya untuk mengikuti ajang lomba atletik, baik saat masih muda atau setelah memasuki kelas pelari veteran.
Kota Salatiga yang berhawa sejuk membuatnya nyaman untuk menyalurkan hobinya berlari. Maka, sejak saat itu berlari adalah aktivitas sehari-hari di sela pekerjaannya sebagai buruh serabutan.
Pada 1968, Darmiyanto muda mulai menjajal kemampuan berlarinya dengan mengikuti berbagai lomba lari di pulau Jawa.
Kelas yang biasa diikuti Darmiyanto adalah jarak menengah dan maraton. Dalam setiap lomba yang diikutinya, Darmiyanto selalu masuk ke jajaran pelari yang meraih juara.
"Sering dapat juara 1 atau juara 2," jelasnya.
Berkat prestasinya itu, Pak Dar pernah dikirim ke Malaysia dan Singapura untuk mengikuti lomba lari.
Di Singapura dia meraih juara 1 untuk jarak menengah, sedangkan di Malaysia ia menempati posisi kedua dalam lomba lari maraton.
"Seharusnya saya juara satu, tapi saya tersesat bingung, tidak ada yang menunjukkan jalan sehingga kesasar dan berbalik arah lagi. Tapi bersyukur bisa meraih juara dua," kisahnya.
Namun disayangkan, kendati berbagai prestasi dibidang olahraga atletik yang ia raih pernah mengharumkan nama Indonesia di luar negeri, namun nasib Darminto tidak berubah.
Ia tidak mendapatkan perhatian pemerintah.
Dia tidak bisa mendapat pekerjaan yang layak, sehingga pada tahun 1970 Darmiyanto akhirnya memilih sebagai tukang becak. Hingga usia senjanya, Pak Dar tetap mengayuh becak untuk menafkahi keluarganya.
Tempat mangkalnya berada di jalan Pemotongan dan terkadang di Jalan Jenderal Sudirman.
"Pak Dar di sini tukang becak yang paling tua. Setiap hari dari rumahnya hinga sini lari, kalau Jumat libur," kata Siswanto (51), rekan Pak Dar yang mangkal di Jalan Pemotongan.
Meski nasibnya kurang beruntung, dia tetap bersyukur. Ia merasa berkecukupan dengan hasil dari menarik becaknya. Ia hanya berdoa semoga tetap diberikan kesehatan dan kebugaran di usianya yang tak lagi muda ini.
Ia mengaku akan tetap berolahraga lari hingga akhir hayatnya. Sebab, menurutnya, dari aktivitas berlari inilah yang membuat badannya tetap sehat.
"Kalau bisa meraih juara lomba lari, bonusnya lumayan," pungkasnya.
Berita ini sudah tayang di Kompas.com dengan judul Pak Dar, Kakek Tukang Becak yang Kerap Sabet Juara Lari di Ajang Internasional.
Sumber: intisari online