Tukang Becak Ajaib Usia 82 Tahun, Ternyata Juara Lari Maraton Berkali Kali
Bahkan sejumlah negara pernah didatanginya untuk mengikuti ajang lomba atletik, baik saat masih muda atau setelah memasuki kelas pelari veteran.
TRIBUNJAMBI.COM - Darmiyanto berbeda dengan tukang becak yang lain. Laki-laki 82 tahun yang biasa mangkal di Jalan Pemotongan dan Jalan Jenderal Sudirman, Salatiga, itu kerap tampil nyentrik.
Sehari-hari, ia gemar mengenakan kaos, celana pendek, kaos kaki selutut dan sepatu berwarna ngejreng. Tak lupa, kacamatanya juga “muda” banget.
Yang juga unik, setiap hari kakek 10 cucu ini berlari dari rumahnya di Dusun Ngemplak Tugel, Desa Krandon Lor, Kecamatan Suruh, Kabupaten Semarang, menuju tempat mangkal becaknya di Kota Salatiga.
Jarak yang ia tempuh kira-kira 11 km.
Tak hanya ketika berangkat, cara serupa juga ia lakukan saat kembali dari bekerja.
“Saya lari pulang pergi dari Suruh ke Salatiga, rutenya tiap hari berubah agar tidak bosan. Dengan berlari setiap hari badan saya tetap sehat,” kata Pak Dar, Sabtu (14/10) pagi, dilansir dari Kompas.com.
Setelah ditelusuri lebih jauh, siapa sangka, laki-laki 5 putra ini ternyata atlet dengan segudang prestasi. Berbagai ajang lomba lari mulai nomor lari jarak pendek, menengah 5.000 meter hingga 10.000 meter dan lari marathon telah diikutinya.

Bahkan sejumlah negara pernah didatanginya untuk mengikuti ajang lomba atletik, baik saat masih muda atau setelah memasuki kelas pelari veteran.
Negara yang pernah didatanginya adalah Malaysia, Singapura, dan terakhir pada 25 oktober hingga 6 november 2016 di Australia. Saat itu, ia turun di jarak 200 meter, 400 meter dan 800 meter.
“Lumayan bisa meraih juara dan mendapatkan bonus. Di jarak 400 meter dapat juara 3, sedangkan jarak 200 dan 800 meter juara 6,” ujarnya.
Total hingga saat ini, Pak Dar telah mengantongi 9 piala dan 171 medali dari berbagai lomba lari yang ia ikuti.
Menurut rencana pada pertengahan November 2017, Pak Dar akan mengikuti kejuaraan lari bertitel South American Masters Athletics Championships di Santiago, Chile. Rencananya, ia akan turun mulau dari nomor jarak pendek, menengah dan jarak jauh.
"Saya sudah dipanggil ke kantor KONI Salatiga untuk mempersiapkan lomba atletik veteran di Amerika Serikat (Selatan, red)," ujarnya.
Suami dari Pujiati ini berkisah, pertama kali menginjakkan kaki di Kota Salatiga sekiktar tahun 1960. Pria asal Boyolali ini bekerja sebagai buruh serabutan.
Tak dapat pekerjaan layak