Miris, Derita Abdul Rasyid, Usia 8 Bulan Berat Badan Hanya 3.2 Kg. Butuh Susu Rp 311.000 perkaleng

Lantaran menderita gizi burukhingga terinfeksi rubella dan cytomegolavirus, Abdul Rasyid, seorangbayi berusia 8 bulan di

Editor: rida
Abdul Rasyid (8 bulan), bayi penderita Rubella dan Cytomegolavirus di Polewali Mandar tergolek lemas di tempat tidur tanpa perawatan dokter. (KOMPAS.Com) 

TRIBUNJAMBI.COM – Lantaran menderita gizi buruk hingga terinfeksi rubella dan cytomegolavirus, Abdul Rasyid, seorang bayi berusia 8 bulan di Polewali Mandar, Sulawesi Barat, tergolek lemas di rumah tanpa perawatan dokter.

Kondisi bayi yang lahir di tengah keluarga tak mampu ini memprihatinkan.

Meski usianya sudah hampir setahun, namun berat badannya hanya 3,2 kilogram.

Baca: Tertimpa Tiang Gawang Saat Pelajaran Olahraga, Siswa Kelas III SD Ini Meninggal Dunia

Baca: Semakin Memanas, Ini Ancaman Korea Utara Kepada Trump Jika Berani Macam-macam

Baca: Okupasi Ancam Hutan Sarolangun. Tidak Hanya Melibatkan Masyarakat Setempat Tapi Juga Pendatang.

Bayi Rasyid sempat dilarikan ke RS Makassar, namun karena alasan ketiadaan biaya, kedua orangtua mereka pun terpaksa memulangkan ke kampung halamannya dan memilih merawat korban di rumah.

Rasyid pun hanya bisa tergolek tak berdaya di rumahnya di Kampung Galung Tulu, Kecamatan Balanipa, Polewali Mandar.

Dia kurus kerempeng, seperti tulang berbalut kulit.

Baca: Perusahaan Tambang dan Perkebunan di Sarolangun Dicap Nakal

Baca: Konsep RTH di Batanghari, Bangun Pedestarian di Depan Rumah Dinas Bupati

Baca: Kondisi Tabung Gas Penyok-penyok, Warga Bulian Mesti Teliti Saat Membeli

Nurhalimah (38), orangtua Rasyid, mengaku tak memiliki lagi biaya untuk membawa anaknya ke rumah sakit sehingga memutuskan merawatnya di rumah.

Dia bercerita, anaknya pernah dirawat di RS Regional Wahidin Makassar, namun karena alasan kehabisan biaya saat kondisi anaknya belum pulih, dia terpaksa membawa pulang anaknya.

“Kami bingung karena masalah biaya, terpaksa begini saja di rumah,” tutur Nurhalimah saat ditemui di rumahnya, Jumat (13/10/2017).

Baca: Kejari Akan Tindak Proyek yang Tak Mendaftar BPJS Ketenagakerjaan, Bisa Didenda Rp1 Miliar

Baca: Saat Putri Jokowi Kahiyang Ayu dan Calon Suami ke Restoran Cepat Saji. Reaksi Pelayan Ternyata Cuma

Baca: Pemkab Batanghari Tahun Depan Bangun 4 Ruang Terbuka Hijau

Dokter, lanjut dia, juga menyarankan agar Rasyid diberi susu seharga Rp 311.000 per kaleng untuk membantu percepatan pemulihan kesehatan dan kondisi tubuhnya.

Namun karena tak mampu membeli susu semahal itu untuk keluarganya, Rasyid hanya makan dan minum seadanya.

“Harga (susu)-nya sangat mahal. Biaya hidup sehari-hari saja susah,” tutur Nurhalimah.

Karena kondisinya terus memburuk, kedua orangtua Rasyid berencana membawa anaknya kembali dirawat di RS Regional Makassar.

Namun, lagi-lagi, biaya menjadi kendala.

Suami Nurhalimah, Irwan, yang berprofesi sebagai nelayan sempat menganggur selama berbulan-bulan karena mengurus anaknya yang tak kunjung membaik. Irwan kini terpaksa meninggalkan anak dan istrinya dalam kondisi sakit untuk melaut.

Dia berharap, hasil tangkapan ikan yang didapatkannya selama melaut bisa banyak dalam setengah bulan ke depan sehingga bisa membawa uang untuk anaknya berobat kembali.

Sementara itu, Halimah berharap, pemerintah bisa turun tangan membantu penyembuhan anaknya agar kelak tumbuh dewasa dan normal seperti anak-anak seusianya.

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved