FOTO: Tinggal di Mess Kumuh dengan 33 Koper Berisi Uang, Tiap Minggu Dirjen Hubla "Jajan" PSK?
Antonius Tonny Budiono tertangkap dengan barang bukti dugaan suap 33 ransel berisi Rp18,9 miliar dan empat kartu ATM bersisa saldo Rp1,174 miliar
Lantas, Tonny mengaku hilaf sampai menerima uang sebanyak itu yang diakuinya telah melanggar hukum.
Ia menyampaikan permintaan maaf kepada masyarakat Indonesia atas semua kesalahannya menerima suap ini.
Tonny membantah sebagian dana suap di empat kartu ATM itu telah digunakannya untuk keperluan anaknya.
Ia mengaku keempat kartu ATM selalu ada di dirinya dan digunakan untuk keperluan pribadi.
Meski begitu, dia membantah sebagian dana dari empat kartu ATM itu sering digunakan untuk membayar jasa PSK dan biaya sewa hotel.
"Enggak, enggak. Kamu kata siapa," jawab Tonny saat dikonfirmasi Tribun.
Tonny hanya mengaku, sejumlah dana suap dari para pengusaha telah digunakannya untuk kegiatan sosial.
Dan terakhir sisa dana pemberian dari para pengusaha tersisa Rp18,9 miliar di dalam 33 ransel dan koper.
"Saya tujuannya (penggunaan uang) untuk operasional. Kadang-kadang saya ada kebutuhan untuk yatim piatu saya nyumbang, kemudian juga saya nyumbang untuk perbaiki gereja rusak. Terus, ada juga untuk sekolahan rusak," kata dia.
"Saya nyumbang untuk kebutuhan kebutuhan sosial," imbuhnya.
Sementara itu, juru bicara KPK Febri Diansyah mengakui ada sejumlah transaksi yang dilakukan oleh Tonny dengan menggubakan keempat kartu ATM itu.
"Saya belum mendapat informasi resmi atau rinci perihal penggunaan keempat kartu ATM itu," kata Febri.
Antonius Tonny Budiono diangkat menjadi Dirjen Hubla semasa Menteri Perhubungan Ignatius Jonan. Pria 59 tahun akan pensiun pada tahun depan.
Dia tinggal seorang diri di mess Perwira Bahtera Suaka, kawasan Gunung Sahari, Jakpus, yang sederhana dan kusam.
Ketua RT setempat, Suroto mengatakan, Tonny tinggal di rumah dinas di mess nya hampir setiap Senin sampai Jumat. Dan Tonny tidur di rumah pribadinya pad akhir pekan.
Meski begitu, warga sekitar jarang bertemu dengan Tonny. Sebab, dia sering pulang ke rumah mess nya pada malam hari. Dan dia beralasan sibuk bekerja sehingga terlihat jarang di rumah.
Dan Tonny pun terlihat lebih sering menumpangi taksi online dan konvensional saat pulang dari kantor.
"Pulang kadang sore kadang malam. Pernah saya ketemu jam 12 malam," tutur Suroto. (coz)