Ini Strategi Multifinance Cetak Pertumbuhan Laba
Meski banyak pengamat memprediksi pertumbuhan ekonomi tahun ini akan lebih baik dari tahun sebelumnya, beberapa sektor
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Meski banyak pengamat memprediksi pertumbuhan ekonomi tahun ini akan lebih baik dari tahun sebelumnya, beberapa sektor masih belum bisa merasakan tren perbaikan tersebut. Buktinya, kinerja beberapa perusahaan masih melempem.
Salah satunya, perusahaan pembiayaan (multifinance). Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK) hingga kuartal I 2017, laba bersih perusahaan pembiayaan mencapai Rp 3,1 triliun. Angka ini hanya tumbuh 1,27% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar Rp 3,07 triliun.
Walau secara industri laba perusahaan pembiayaan tumbuh mini, beberapa perusahaan pembiayaan mampu mencatatkan pertumbuhan laba tinggi. Penerapan strategi yang tepat membuat perusahaan tersebut berhasil mencatatkan kinerja yang memuaskan.
Salah satunya, PT BFI Finance Indonesia. Perusahaan pembiayaan yang kepemilikan sahamnya dikendalikan Trinugraha Capital & CO CSA ini berhasil membukukan kenaikan laba bersih sebesar 59,04% menjadi Rp 254,43 miliar.
Ada tiga hal yang menyebabkan kenaikan laba yang signifikan ini. Pertama, keran pembiayaan yang moncer. Dalam tiga bulan pertama 2017, pembiayaan baru yang disalurkan BFI sebesar Rp 3,16 triliun atau tumbuh 35,5%. Sebab, BFI tetap menjaga fokusnya pada pembiayaan mobil bekas.
Kedua, beban bunga. Kuartal pertama lalu, beban bunga BFI tidak bertambah alias flat. “Diantaranya karena lewat pencarian sumber pendanaan yang lebih kompetitif,” ujar Direktur Keuangan dan Teknologi Informasi BFI Finance Sudjono.
Ketiga, menjaga kualitas aset. BFI berhasil menurunkan NPF dari 1,56% menjadi 1,01%. Hal ini membuat manajemen tidak perlu membentuk pencadangan yang besar.
Kinerja PT Clipan Finance Indonesia juga cukup menggembirakan. Setelah sempat mencatatkan penurunan laba, pada kuartal pertama lalu, Clipan Finance berhasil mencatatkan pertumbuhan laba bersih 18,82% jadi Rp 59,47 miliar.
Strategi yang diterapkan manajemen hampir sama dengan BFI Finance, yakni dengan menggenjot pembiayaan dan menekan beban bunga. Awal tahun ini, anak usaha Bank Panin ini berhasil menyalurkan pembiayaan baru sebesar Rp 1,7 triliun atau tumbuh 69,8%.
Direktur Keuangan Clipan Finance Engelbert Rorong JR mengatakan, sejak tahun lalu, Clipan Finance menerapkan strategi memperbesar pembiayaan mobil baru dengan membentuk unit bisnis baru. Sebelumnya, pembiayaan mobil baru ini tidak terlalu dilirik.
Di saat yang bersama, Clipan Finance juga makin selektif membiayai anjak piutang dan alat berat karena kondisi ekonomi yang belum kondusif dan harga komoditas belum stabil.
Dampaknya, pembiayaan anjak piutang turun. Saat ini, pembiayaan mobil bekas dan mobil baru mencapai 80% dari total pembiayaan Clipan Finance.
Sedangkan untuk menekan beban bunga, manajemen Clipan Finance melakukan diversifikasi dan pencocokan (matching) tenor pinjaman dengan tenor pembiayaan. Pinjaman jangka pendek disalurkan pada pembiayaan jangka pendek.
Biasanya pinjaman jangka pendek memiliki bunga yang lebih rendah ketimbang pinjaman jangka panjang. “Bunga pinjaman bank yang menurun juga turut menekan beban bunga,” ujar Engelbert.
Menambah cabang
