Herman, Penjahit Baju Para Kapolda yang Dipercaya Sejak 26 Tahun Lalu
Sosok Herman bagi sejumlah Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Jambi tak asing lagi. Nyaris turun temurun tiap kapolda memesan baju kepadanya.
Penulis: Heri Prihartono | Editor: Nani Rachmaini
Cekatan tangan Maskulin juga mampu menghasilkan 15 pasang baju per harinya. Ratusan pesanan dalam sebulan membuatnya ekstra kerja keras. Pernah ia mencatatnya namun sering lupa dan tak sempat menghitung jumlahnya.
"Yang paling banyak pesanan bulan Februari hingga Juni," ujar kakek bercucu satu ini.
Hingga saat ini sejumlah pelanggannya yang pindah tugas hingga Nusa Tenggara Timur (NTT) pun masih ada yang memesan baju di tempatnya. Pakaian itu nanti diambil oleh keluarga atau diambil sendiri saat pelanggan berada di Jambi.
Nama Maskulin berawal dari pemberian kakak iparnya tahun 1978. Sang kakak ipar yang pernah menjahit di Amerika bilang, di Paman Sam sana, ada nama Maskulin cukup tenar dengan memperkerjakan karyawan hingga 200 orang.
Pria berdarah minang ini menekuni jahit sedari Tanjung Pinang, Riau pada tahun 1975. Kemudia ia bertolak ke Jakarta. Diakuinya usaha ini berawal dari keyakinan dan percaya, dengan bermodalkan keahliannya.
Sebagai penerus pekerjaannya, Maskulin berharap sang menantu pria nantinya akan menjadi penerusnya dalam menjahit.
Bukan cuma polisi, Wakil Gubernur Fachrori Umar juga memesan pakaian kepadanya. Biasanya wagub memesan baju batik. Sementara Wakil Wali Kota Jambi Abdulah Sani juga pernah membuat baju padanya. Bahkan, hingga sembilan stel untuk pakaian kerja. (heri prihartono)