Pegawai Negeri di Negara Ini akan Dibolehkan Berhubungan Intim Saat Jam Kerja

Memberikan waktu bagi pegawai untuk menikmati seks di jam kerja bukan semata untuk meningkatkan jumlah penduduk, kata sang penggagas.

Editor: Nani Rachmaini

TRIBUNJAMBI.COM - Memberikan waktu bagi pegawai untuk menikmati seks di jam kerja bukan semata untuk meningkatkan jumlah penduduk, kata sang penggagas.

"Ini hanya tiga huruf kecil, sex" kata Per-Erik Muskos dengan nada riang, menepiskan tudingan bahwa ia berusaha ikut campur dalam kehidupan pribadi orang.

Dalam bahasa Indonesia, menjadi empat huruf: seks.

Muskos, adalah anggota dewan kota di sebuah kota kecil Swedia. Ia menjadi berita utama pekan ini setelah mengusulkan agar pegawai pemerintah diperbolehkan istirahat pada hari kerja untuk berhubungan seks.

"Kita perlu saling perhatian satu sama lain," katanya kepada BBC. "Jika hal itu dapat membuat hubungan (pasangan) lebih baik, langkah itu sangat bermanfaat."

Ide unik Muskos ini merupakan contoh terbaru dari langkah pejabat yang mendorong ditingkatkannya hubungan seks. Di beberapa negara, hal itu terkait rendahnya tingkat kelahiran.

Muskos yakin usulannya akan disetujui saat diajukan ke sesama anggota dewan dalam beberapa bulan mendatang. Di balai kota itu, sekarang ini 550 pekerjanya sudah mendapatkan fasilitas satu jam seminggu di waktu kerja untuk melakukan latihan kebugaran atau kegiatan sejenis.

Maka usul terbaru ini disetujui, para pegawai akan diperbolehkan pulang selama beberapa saat di jam kerja, untuk menikmati waktu yang sangat pribadi dengan pasangan mereka di rumah -atau di tempat lain.
Per-Erik Muskos

Muskos berharap, langkah ini akan bisa membuat anak-anak muda betah tinggal di kota mereka.

Muskos mengatakan ada sejumlah penentangan. "Orang-orang berpandangan, kita tidak harus turut campur tentang hal itu, mereka menganggap orang-orang akan dapat memperbaiki sendiri (jika ada masalah dalam hubungan," katanya.

Membujuk kaum muda

Kota Overtornea berada di Swedia utara, di perbatasan dengan Finlandia, dan kota-kota seperti ini berada di garis depan menurunnya tingkat kelahiran di Swedia.

Populasi yang sekitar 4.500 orang terus menurun, sedangkan usia rata-rata meningkat. "Banyak anak muda meninggalkan kota pada hari ketika mereka menyelesaikan sekolah," kata Muskos.
Overtornea

Overtornea adalah kota kecil di perbatasan Finlandia yang penduduknya semakin menyusut.

Tapi usulannya tidak hanya meningkatkan 'pembuatan' bayi, namun tentang meningkatkan kualitas kehidupan orang - terutama perempuan.

Sumber: Tribunnews
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved