GALERI FOTO: Kian Berkembang Setelah Banyak yang Nikahi Warga Tangkit
Desa Tangkit Baru di Kabupaten Muaro Jambi dikenal sebagai sentra perkebunan nanas sejak
Penulis: Heri Prihartono | Editor: Fifi Suryani
Menurut Khalik petani nanas kian lama bertambah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk yang menikah dengan warga asli Tangkit dan pertanian sebagai mata pencaharian utama.
Sebagian petani datang dari masyarakat sekitar sebab lahan perkebunan cukup mahal yakni sekitar 100 jutaan per setengah hektar.
Setengah hektar dapat ditanami hingga 12.000 pohon dan dapat menghasilkan hingga 200O buah.
Nanas jika dihitung dari penanaman dalam stu tahun sudah dapat dipanen namun karena pertumbuhanya tak seragam membuat nanas matang dengan waktu bervariasi mulai dari harian hingga mingguan, semakin luas lahan maka semakin sering waktu panen.
Jika buah sedang panen seperti ini nanas dapat dijual dengan harga relatif murah yakni Rp 1000 hingga Rp 2000 untuk ukuran besar.
Namun jika pasokan sedang tak banyak maka harganya bisa mencapai Rp 5.000 sampai Rp12.000 dari kalangan petani.
Saat ini sedang panen raya harga nanas semakin murah dan pendapatan petani me nurun sebab banyak nanas yang terbuang karena terlalu banyak jumlahnya.
Dalam sebulan saat ini petani per hektarenya dapat menghasilkan Rp 4 juta dari sekitar 4000 buah nanas.
Bagi Khalik, Nanas sangat membantu kebutuhannya meskipun lahan yang dimilikinya hanya setengah hektar.
"Kalau aku fokus ke nanas aja sekarang," ujar Khalik.
M Nasir yang datang dari Tanjabtim dan menikah dengan orang Tangkit mencoba budidaya nanas sejak 10 tahun terakhir.
"Alhamdulilah menguntungkan dan dapat untuk hidup sehari-hari," ujar M Nasir.
Sejak musim panen diakuinya semakin banyak penjual membuat penjualan tak terlalu banyak
"Kalau gak laku sini bawa ke Pasar Angso Duo
Kalau ke luar kota sampai ke arah Bungo," tutupnya.