Massa Penolak dan Pendukung Cawagub Djarot Nyaris Bentrok di Cipinang

Calon Wakil Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat blusukan di Jalan Al Muhajirin, Cipinang, Jakarta Timur, Rabu (16/11/2016) sore.

Editor: Rahimin
TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN
Pasangan Calon Pilkada DKI Jakarta 2017, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat (Ahok-Djarot) deklarasi kampanye damai di Monas, Jl. Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Sabtu (29/10/2016). TRIBUNNEWS.COM/LENDY RAMADHAN 

Massa demonstran yang awalnya hanya tampak puluhan, mendadak bertambah banyak dan mendekat ke arah massa pendukung Djarot.

Mereka saling berhadapan, hanya terpisah sedikit barisan polisi. Dua kelompok massa saling adu suara. Massa penolak meminta agar Djarot segera pergi. Sementara, massa pendukung bilang kegiatan Djarot di sana dilindungi Undang-undang.

Adu argumen terjadi. Massa penolak berkumandang takbir dan shalawat. Dibalas nyanyian Garuda Pancasila oleh pendukung Djarot dengan suara tak kalah lantang.

Beberapa oknum di kedua pihak nyaris beradu jotos. Tetapi, pimpinan masing-masing pihak berupaya mencegah agar tidak terprovokasi.

Polisi juga, saat itu, sedang mencari cara agar bentrokan tidak terjadi, mengingat situasi di kedua kubu makin memanas. Djarot, di tengah-tengah pendukungny lalu berbicara dengan pengeras suara.

“Kita dihadang. Kalian tidak boleh terprovokasi. Basuki dan Djarot tetap senyum dan senang kok. Demi kebaikan, jangan berteriak-teriak. Selesaikan ini dengan cara baik. Biarkan Pak Polisi berunding dengan mereka,” teriak Djarot.

Selama hampir satu jam kedua kubu berhadapan. Namun, suasananya sudah lebih tenang. Mereka masih menunggu keputusan negosiasi antar-pimpinan mereka. Aksi itu membuat masyarakat setempat was-was, khususnya para perempuan.

Meski demikian, warga menonton ketegangan dua kubu itu dari jarak cukup dekat. Seorang warga, Anisa (24), geleng-geleng kepala saat dua kelompok saling bersahutan bertakbir, saat saling menunggu komando dari pimpinan masing-masing yang masih dimediasi oleh polisi.

Takbir lebih dulu diteriakkan kubu penolak, namun kubu pembela Djarot membalasnya dengan takbir pula, seolah ingin mengatakan bahwa mereka juga umat muslim.

Usai saling berbalas takbir, suasana tenang kembali. Massa pendukung Djarot memilih duduk sambil tetap bersiaga. Sementara massa penolak demonstran sudah tak berapi-api lagi seperti sebelumnya.

“Sedih saya melihat begini. Sesama muslim jadi saling bertengkar. Harusnya bisa saling menghargai. Mungkin ke-Islaman saya belum benar betul, tapi sumpah saya sedih melihat seperti ini. Seperti ada yang mengadu-domba,” kata Anis kepada Warta Kota.

Sekitar pukl 17.30 WIB, kedua kelompok bubar setelah terjalin kesepakatan.

Kapolres Jakarta Timur, Kombes Agung Budijono mengatakan, pihaknya telah melakukan pendekatan kepada kedua pihak dan berupaya sebisa mungkin tidak terjadi gesekan antar kedua massa itu.

“Dari hasil mediasi, keduanya sepakat bubar secara bersama-sama sehingga tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan,” katanya.

Agung mengatakan, dalam kesempatan itu pihaknya menerjunkan 120 anggota gabungan dari Polres Jakarta Timur dan empat polsek di tingkat kecamatan.

Halaman
123
Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved