Enam Perambah Ditemukan di Desa Renah Alai, Warga Ribut
Enam orang perambah ditemukan di Desa Renah Alai. Mereka keluar dari lokasi yang dirambah
Penulis: muhlisin | Editor: Fifi Suryani
Laporan Wartawan Tribun Jambi, Muhlisin
TRIBUNJAMBI.COM, BANGKO – Enam orang perambah ditemukan di Desa Renah Alai. Mereka keluar dari lokasi yang dirambah dan dibawa ke Desa Renah Alai.
Camat Jangkat, Sodri, mengatakan mereka kemudian diminta menandatangani surat pernyataan. Bahwa mereka tidak akan lagi meneruskan merambah di kawasan sekitar Rumah Hitam.
"Mereka enam orang, semuanya pekerja. Pengakuannya mereka bekerja pada orang Sungai Lalang. Itu lagi ditelusuri aparat," ujar Sodri, Senin (7/11) sore.
Namun ia memastikan tak ada bentrok fisik. Karena warga Renah Alai sebenarnya tak berniat anarkis. Mereka hanya menginginkan perambahan dihentikan.
"Warga Renah Alai bukan mau ribut. Cuma itu kan wilayah Renah Alai. Mereka minta perambahan dihentikan," ujar Sodri lagi.
Kondisi Jangkat memanas. Khususnya diantar perbatasan Desa Renah Alai Kecamatan Jangkat dan Desa Sungai Lalang Kecamatan Lembah Masurai.
Senin (7/11) pagi, ratusan warga Desa Renah Alai berjaga-jaga di jalan Bangko – Jangkat. Warga yang hampir semuanya menenteng senjata ini resah karena kawasan diantara Renah Alai dan Sungai Lalang yang dikenal sebagai kawasan Rumah Hitam ini mulai dirambah oleh pendatang asal Bengkulu dan Sumatera Selatan.
“Kami warga lokal sejak ratusan tahun menjaga hutan disini. Apalagi ini wilayah TNKS. Tapi seenaknya saja dirambah oleh pendatang,” ujar warga Renah Alai.
Kapolres Merangin AKBP Munggaran Kartayuga, juga membenarkan hal ini. Munggaran mengatakan sudah memerintahkan jajaran Polsek Jangkat untuk bergerak ke lokasi dimana massa berkumpul.
“Benar. Saya sudah perintahkan Polsek Jangkat ke lokasi. Saya tunggu informasi lebih lanjut dari Polsek Jangkat,” ujar Munggaran.