Demonstrasi 4 November
Pedagang Makanan dan Minuman Berjualan, Massa Pendemo di Depan Gedung DPR RI Berdiskusi
Kendati begitu, masih ada sejumlah massa pendemo yang bertahan di taman depan Dedung DPR dan tampak tengah serius berdiskusi.
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fitri Wulandari
TRIBUNJAMBI.COM, JAKARTA - Situasi di depan Dedung Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI kembali kondusif lantaran ratusan massa 'Aksi Demo 4 November' telah membubarkan diri, Sabtu (5/11/2016) pagi.
Pantauan Tribunnews, para pedagang makanan yang biasanya berjualan di depan gedung wakil rakyat tersebut kini telah melakukan aktivitasnya seperti biasa.
Baik pedagang makanan maupun minuman telah sibuk melayani para pembeli.
Kendati begitu, masih ada sejumlah massa pendemo yang bertahan di taman depan Dedung DPR dan tampak tengah serius berdiskusi.
Mereka duduk beralaskan spanduk yang mereka bawa.
Sejumlah awak media pun masih siaga di lokasi untuk memantau perkembangan situasi terkini pasca terjadinya aksi demo yang berakhir ricuh di sejumlah wilayah di Jakarta.
Sebelumnya, puluhan ribu pendemo melakukan unjuk rasa pada 'Aksi Demo 4 November', Jumat (4/11/2016) kemarin.
Mereka berangkat dari Masjid Istiqlal menuju sejumlah lokasi vital di ibukota, termasuk depan Istana Negara serta Gedung DPR.
Saat melakukan aksinya, massa pendemo tersebut mengenakan pakaian dan atribut serba putih dan
hijau.
Rombongan massa melakukan aksinya dengan berjalan beriringan sambil mendengungkan shalawat.
Jalan raya yang biasanya dipadati oleh kendaraan, kemarin, berganti dipadati oleh kerumunan massa yang menuntut Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) untuk diproses hukum dan mundur dari jabatannya atas dugaan penistaan agama.
Kendati sempat emosi, massa pendemo pun meredamnya melalui lantunan shalawat sepanjang jalan yang dilewati selama long march.
Aksi demo besar-besaran tersebut berakhir ricuh di depan Istana Negara dan berlanjut ke wilayah Penjaringan, Jakarta Utara.
Bentrok pun tak terhindarkan antara aparat kepolisian dengan massa pendemo yang melempari aparat menggunakan benda yang dipegang dan dibalas tembakan gas air mata oleh polisi.