Isu SARA dan Politik Uang Menghantui Pilkada DKI Jakarta

Kiki Syahnakri menilai terdapat potensi keributan dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 mendatang.

Editor: Rahimin
DOK. KOMPAS.COM
Tiga pasang calon gubernur dan wakil gubernur yang akan bertarung dalam Pilkada DKI Jakarta 2017. Dari kiri ke kanan: Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saeful Hidayat, Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni, Anies Baswedan dan Sandiaga Uno. 

TRIBUNJAMBI.COM - Ketua Pengkajian Persatuan Purnawiraan ‎TNI AD, Letjen (Purn) Kiki Syahnakri menilai terdapat potensi keributan dalam Pemilihan Gubernur DKI Jakarta 2017 mendatang. Masih banyak pemilih yang mudah digiring dengan isu SARA dan uang.

‎"Voter (pemilih) di Jakarta masih banyak yang tidak mengenal pasangan calonnya secara baik termasuk petahana. Banyak yang enggak kenal siapa mereka. Ini potensial digiring dengan uang ," ujarnya saat ditemui Tribunnews di Kawasan SCBD, Jakarta, Kamis (28/9/2016).

Oleh karena itu, mantan Panglima Penguasa Darurat Militer Timor Timur tersebut berharap Pilkada DKI tidak menggunakan praktik uang dan isu SARA untuk menggiring pemilih. Agar nantinya didapat Gubernur terbaik untuk memimpin Ibu Kota.

"Sangat harus dihindari (politik uang dan SARA) karena bisa berbahaya," paparnya.
Mantan Wakil KSAD tersebut berharap dari tiga pasangan bakal calon yang ikut Pilkada terpilih gubernur yang pancasilais, religius, humanis, dan memiliki komitmen kebangsaan yang tinggi.

"Dan tentunya mempancasilakan masyrakat Jakarta dan memanusiakan warga Jakarta," pungkasnya.

Sumber: Tribunnews
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved