Inilah Sosok Pelaku Penembakan Orlando yang Menewaskan 50 Orang
Mateen melakukan teror ini seorang diri dengan menggunakan senjata laras panjang semi-otomatis AR-15
TRIBUNJAMBI.COM - Teror penembakan kembali terjadi di Amerika Serikat. Kali ini terjadi di sebuah kelab malam kamu gay di Orlando, Amerika Serikat, yang menewaskan 50 dan melukai 53 lainnya.
Tak lama setelah kejadian, kepolisian Orlando langsung mengidentifikasi pelaku: Omar Mir Seddique Mateen.
Mateen adalah seorang pemuda kelahiran New York pada 1986 dari seorang ayah imigran dan Afganistan. Belum lama ini, Mateen pindah ke Fort Pierce, Florida. Sekitar 120 mil sebelah tenggara Orlando.
Seperti dilaporkan Daily Mail, Mateen melakukan teror ini seorang diri dengan menggunakan senjata laras panjang semi-otomatis AR-15.
Dari jumlah korban, Mateen tercatat sebagai warga sipil penyerang tunggal dengan jumlah korban tewas terbanyak di AS sejak serangan teror 11 September 2011 atau disebut juga serangan Nine Eleven.
Mateen sebenarnya dalam pengawasan otoritas keamanan AS sehingga pernah diinterogasi FBI pada 2013 dan 2014. Namun, ia dibebaskan karena petugas tidak menemukan potensi ancaman.
Petugas mengatakan, sebelum menyerang kelab malam di kawasan Pulse itu, Mateen telah menelepon 911 untuk menyatakan janji setianya pada Negara Islam di Irak dan Suriah.
Mateen, seperti dilaporkan polisi Orlando, juga menyinggung serangan bom pada lomba lari maraton di Boston, April 2013. Serangan itu menewaskan enam orang, termasuk pelaku, Tamerlan Tsarnaev.
Akibat ulah Mateen, selain 50 orang tewas, juga 53 orang terluka. Tiga jam setelah kekacauan di klub itu, polisi mendobrak dengan kendaraan lapis baja dan granat lalu membunuh Mateen.
Kepala kepolisian Orlando, John Mina, mengatakan serangan ini telah direncanakan dengan sangat baik. Sementara Presiden Barack Obama menyebut aksi ini murni dilandaskan atas kebencian terhadap kelompok tertentu.
“Kekerasan seperti itu bisa saja menghadang setiap warga AS kapan pun. Ini adalah hari yang sangat memilukan bagi teman-teman kita yang lesbian, gay, biseksual, atau transjender,” kata Obama, seperti disampaikan CNN News.![]()
Dalam sebuah wawancara, mantan istrinya menyebut Mateen sebagai "orang yang tidak stabil"/Independent
Mateen menikahi seorang perempuan Uzbekistan pada 2009, menurut surat nikah. Namun, ia mengajukan perceraian pada 2011.
Mateen telah bekerja sejak tahun 2007 sebagai petugas keamanan di G4S Solutions Secure, salah satu perusahaan keamanan swasta terbesar di dunia.
Orangtua Mateen, yang berasal dari Afganistan, mengatakan, ia pernah marah besar ketika melihat dua orang berciuman di area terbuka di Miami.
Namun, orangtua Mateen justru menganggap anaknya itu orang biasa, bukan seorang religius dan tidak tahu kalau ia memiliki hubungan dengan ISIS.
