Cuek Soal Limbah, Pemkab Bungo Ancam Bekukan Izin PT BNP

Soal buruknya sistem pengolahan limbah di PT Buana Nabati Perkasa (BNP) Kecamatan Pelepat,

Penulis: Awang Azhari | Editor: Fifi Suryani
TRIBUN JAMBI/AWANG AZHARI

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Awang Azhari

TRIBUNJAMBI.COM, MUARA BUNGO - Soal buruknya sistem pengolahan limbah di PT Buana Nabati Perkasa (BNP) Kecamatan Pelepat, mendapat respon dari Pemerintah‎ Kabupaten Bungo.

Pemkab bereaksi dengan memberi teguran keras atas persoalan itu. ‎Kepala Seksi Pengawasan dan Pengendalian Kantor Lingkungan Hidup Kabupaten Bungo, Novi Haryati menyebut bahwa memang perusahaan yang bergerak di sektor pengolahan kelapa sawit ini banyak menyalahi aturan terkait pengolahan limbah.

Karena itu, pihaknya telah menyurati dan memberikan sanksi administratif (teguran tertulis) kepada manajemen PT BNP. ‎‎ Diakui Novi, pihaknya pernah memberi tempo hingga Maret ini untuk memperbaiki, namun kenyataan di lapangan hingga saat ini belum juga dibenahi dan terkesan cuek.

Karena itu, Novi menyebut pihaknya butuh kerjasama dengan BLHD Provinsi Jambi untuk ikut turun langsung mengecek pengolahan limbah PT.BNP.

"Agar sama-sama mengetahui kesalahan dan pengolahan limbah di lapangan," tukasnya.

Beberapa langkah tegas akan diambil terkait sikap bandel perusahaan ini, kata dia Pemkab akan melakukan upaya paksa agar PT. BNP melakukan pembenahan.

"Jika nanti masih tidak diindahkan maka Pemkab akan menggambil tindakan berupa pembekuan izin dan tidak lagi boleh beroperasi," pungkasnya.

Diketahui sebelumnya bahwa keberadaa PT. BNP di Dusun Rantau Keloyang, ‎Kecamatan Pelepat cukup mengkhawatirkan, pasalnya kolam pengolahan limbah berada persis di pinggir Sungai Batang Pelepat.

Terpantau di sana jarak antara sungai dan kolam tak lebih 20 meter. Parahnya lagi, kolam pengolahan limbah hanya berbentuk kolam-kolam biasa dengan tanggul tanah selebar empat meter yang menjadi pembatas an‎tara kolam dan sungai.

Selain itu, tanggul juga tak memiliki beton atau turap penahan, bahkan cerucup kayu penahan tanggulpun tidak ada, sehingga sewaktu-waktu kolam limbah yang tampak cukup luas itu bisa saja jebol.

‎Soal ini, Humas PT. BNP, Saiful menyebut bahwa kolam di tempat pengujian PH air sudah menggunakan beton, namun ia mengakui bahwa memang kolam pengolahan limbah lainnya cuma tanah.

"Untuk kolam (pengolahan) memang tidak dibeton," kata Saiful ditemui di kantornya.

Namun ke depan, menurutnya akan dilakukan perbaikan terutama kolam pengolahan yang berada persis di pinggir sungai.

"Yang di sana (pinggir sungai) memang tidak ada pengaman, tapi tahun depan akan kita coba pakai kayu," pungkasnya.

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved