Gerhana Matahari Total
Gerhana di Jambi Berpeluang Tertutup Awan
Fenomena gerhana matahari total (GMT) di Provinsi Jambi dikhawatirkan tak dapat terlihat sempurna.
Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Fifi Suryani
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Fenomena gerhana matahari total (GMT) di Provinsi Jambi dikhawatirkan tak dapat terlihat sempurna. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jambi memprediksikan hal tersebut. Pasalnya cuaca pada Rabu (9/3) atau bertepatan saat fenomena tersebut terjadi sebagian wilayah Jambi umumnya berawan.
"Ada peluang GMT di Jambi akan tertutup awan. Tapi kita berharap masyarakat bisa menikmatinya meskipun sebentar," kata Nurangesti Widyastuti, Kepala BMKG Jambi, kemarin.
Adapun cuaca pada Rabu siang hingga petang, diprediksi mendung hingga hujan dengan intensitas ringan. "Kalau memang berawan pagi maka sulit untuk terlihat baik di Candi Muarajambi ataupun di Kabupaten Sarolangun," ungkapnya.
Untuk diketahui, GMT di Provinsi Jambi dengan durasi terlama dan magnitude 1 terjadi di Sarolangun. Adapun di kawasan Percandian Muarajambi dan kota/kabupaten lainnya tidak sempurna. Untuk di Muaro Jambi matahari akan tertutup penuh diprediksi pada pukul 07.20 WIB.
Nurangesti menyampaikan untuk melihat secara langsung GMT masyarakat harus melihat dari dataran lokasi yang cukup luas. Pasalnya GMT terjadi saat posisi matahari belum tinggi.
"Kalau di Kota Jambi saya tidak yakin bisa terlihat, karena banyak gedung tinggi. Sebenarnya kalau mau melihat secara langsung di pinggiran laut seperti di Kuala Tungkal, tapi sayanganya prediksi bisa terlihat hanya 50 persen," ulasnya.
Sementara itu, untuk di Provinsi Jambi sendiri, masyarakat hanya bisa melihat Gerhana Matahari Total (GMT) selama 1.38 detik.
Kemarin, Pemprov Jambi menggelar rapat membahas persiapan pengamatan bersama gerhana matahari total.
Kepala Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Provinsi Jambi Sherrin Tharia saat rapat mengatakan
Pemprov Jambi memfokuskan nonton bareng GMT di Candi Muarajambi. Adapun di Kabupaten Sarolangun, kata dia, ditangani pemkab setempat.
"Kalau di Sarolangun memang GMT 99 persen, kalau di Candi Muarajambi tidak sampai segitu, makanya kita upayakan agar masyarakat bisa melihat secara langsung dengan menggunakan kaca mata yang kita sediakan," kata istri Gubernur Jambi tersebut.
Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Jambi, Edi Erizon mengatakan mereka menyiapkan 800 kaca mata gerhana untuk masyarakat yang berada di lokasi kegiatan. Kaca mata tersebut berasal dari pemerintah pusat serta berbagai komunitas yang mengapresiasi kegiatan nobar GMT.
Sebelum pengamatan gerhana digelar di kawasan percandian, akan ada pelepasan ratusan orang yang menuju candi menggunakan perahu (ketek). Rencananya, pelepasan dilakukan langsung oleh Gubernur Jambi Zumi Zola, Selasa pukul 14.00 di Ancol.
Sementara itu ditengah pro kontra bahaya atau tidak melihat gerhana dengan mata telanjang, Edi Erizon mengimbau warga menggunakan kacamata khusus.
"Khususnya anak-anak, kita mengimbau kepada orangtua untuk memperhatikan anaknya, karena bisa merusak penglihatan juga," kata Edi.