Kasus Korban Tewas Amuk Massa di Talang Bakung belum Ada Tersangka

Hingga saat ini, kasus terbunuhnya Heriyanto (40) yang diduga dikeroyok warga Talang Bakung Minggu

Penulis: Muzakkir | Editor: Fifi Suryani
TRIBUN JAMBI/MUZAKKIR
Yati memperlihatkan foto almarhum suaminya yang diupload ke FB. 

Laporan Wartawan Tribun Jambi, Muzakkir

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Hingga saat ini, kasus terbunuhnya Heriyanto (40) yang diduga dikeroyok warga Talang Bakung Minggu lalu terus ditelusuri. Pihak kepolisian hingga saat ini belum menetapkan siapa yang menjadi dalang dari kejadian itu

Kapolresta Jambi AKBP Bernard Sibarani menyebut, sebelumnya mereka menahan dua orang saksi atas perkara ini.

Namun dikarenakan tidak cukup bukti, maka kedua pria yang diamankan itu dibebaskan dan dikembalikan kepada keluarganya.

"Belum ada tersangka, yang dua orang kemarin sudah dikembalikan kepada keluarganya. Sebab tidak cukup bukti untuk menahannya, " kata Kapolresta, Senin (28/12) siang.

Kata Kapolresta, pembebasan dua orang tersebut sudah melalui prosedur. Sebab, satu kali dua puluh empat jam tidak terbukti melakukan kesalahan , maka petugas wajib membebaskannya dan mengembalikan kepada keluarganya.

"Yang kita amankan dulu pemilik rumah dan orang yang pertama kali melihat kejadian itu. Jadi dalam kasus ini belum ada tersangka," katanya.

Meski tidak dijadikan tersangka, namun kedua orang ini tetap dilakukan pemberkasan. Dan berkas itu nantinya akan dikirim ke Jaksa dan pengadilanlah yang menetapkan apakah mereka bersalah atau tidak.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, Yati warga RT 16 Talang Bakung Kecamatan Jambi Selatan Kota Jambi menangis di depan Mapolresta Jambi. Ia meminta keadilan atas meninggalnya suaminya Hariyanto (40) pada Selasa (22/12) lalu.

Dengan mata berkaca-kaca, wanita (40) ini mengatakan bahwa suaminya tewas akibat diamuk masa pada Senin (21/12) pagi. Saat itu suaminya pulang dari rumah keluarganya hendak pulang kerumah.

Karena jarak rumah keluarga dengan rumahnya dekat, ia hanya berjalan kaki. Namun di tengah perjalanan, ia diteriaki "maling" oleh warga. Warga yang mendengar teriakan itu langsung mengejar suaminya dan akhirnya dihakimi oleh warga hingga babak belur. Kepalanya berdarah, leher patah, tangan patah serta luka lecet dan memar di beberapa bagian tubuhnya.

Setelah puas menghakimi suaminya, warga langsung mengantarkannya ke kantor polisi. Oleh Polisi suaminya dibawa ke rumah sakit Polisi.

Sempat dirawat beberapa jam, akhirnya pria yang mempunyai tiga anak itu menghembuskan nafas terkahir.

"Suami aku idak maling. Aku tau tau nian suami aku tu. Idak mungkin dio maling," kata Yati, Sabtu (24/12) sore.

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved